Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Desktop

Chat

Bookmarks

User

Mail

Videos

Contact

Mobile

Archive

Racing

Cute

Travel

Kota

Portfolio

Feature

Tablis (Malaikat Berpakaian Iblis) Berkedok Nasionalis

Tablis (Malaikat Berpakaian Iblis) Berkedok Nasionalis
Nama : Riril widi handoko
Alamat : Dk Lumpang Rt07 Rw06 Kec Bantarbolang Kab Pemalang
Rayon Syariah
Dengan rahmat tuhan yang maha esa, atas kerendahan hati ini sudah semestinya menjadi manusia yang manusia, atas rasa kemanusiaan yang mana kita menggelorakan keadilan dan kebenaran, betulkah semangat kita atas dasar kemanusiaan yang sesuai dengan garis syariat tuhan? Atau atas nama nabi Muhammad kita semangat memanusiakan manusia? Atau atas nama kemanusiaan kita hanya menjadikannya sebagai jargon rasionalisme saja agar retorika kita menaikan popularitas dan eksistensi barometer kehidupan kita, atau jangan - jangan kita sendiri betul  betul belum menjadi manusia walaupun atas nama manusia kita gelorakan kemanusiaan dimana mana, sehingga egosentris manusia kita masih di retorik saja dan belum merambah nilai kehidupan yang betul menjadi manusia sendiri itu apa? Terkadang terlihat di beberapa momentum, semangat para aktivis yang membahana mewarnai selimut peradaban, dengan seraya mengangkat tangan terkepalnya kita begitu optimis semangat tanpa padam sehingga langit kadang pun redup atas mungkin maklumya melihat orang tidak tau diri tersebut dengan suara halilintar yang sangat bewibawa menusuk relung kehidupan ini, betulkah semangat itu untuk pergerakan atau sebatas ingin meniru Bung Karno? perlahan salam atas nama mahasiswa, atas nama rakyat Indonesia, turut serta mewarnai tanpa henti, tapi beberapa waktu kedepan seakan akan suara itu sudah semakin menjadi pudar ketika cobaan perlahan menerkam kita, suara yang menghalilintar itu seakan kita lupa jika popularitas sudah naik, jika jabatan sudah di kantong saku kita, kita semakin remeh jika seremonial acara kemahasiswaan sudah selesai, purba tanpa pergerakan dan keperpihakan mana yang serius kita perjuangkan, dan singkatnya, betulkah kita Manusia? heroisme kita semoga tidak seperti kolonial imperalis saja yang begitu kapitalis, tapi konstruksi nalarnya biadab dan menggerus kemanusiaan. Tetapi setelah menulis secercak paragraf tersebut pun aku begitu tersentuh, Aku ini siapa? jangan-jangan sama, saya juga bukan manusia seutuhnya, jangan  jangan sama, aku juga menulis ini bukan untuk keadilan dan kemanusiaan saja, akan tetapi hanya untuk popularitas saja, yang atas nama akademis atau intelektualisme saja, tapi sebelum saya melanjutkan ke kerinduan jati diri bangsa ini, izinkan saya membaiti doa, semoga doa dalam pancasila terkabul untuk Indonesia yang ketuhanannya untuk tuhan yang esa, kemanusiaannya untuk manusia yang memanusiaakan manusia, semoga persatuaannya untuk Indonesia bukan Cuma misalnya keluarga cendana atau keluarga basis organisasi kuat saja, dan permusyawaratan kita betul menjadi perwakilan yang hikmat dan bijaksana, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat menjadi sapu jagad bangsa ini, SELURUH RAKYAT bukan SEGELINTIR KEPENTINGAN SAJA.
Setelah menggabungkan pancasila dalam doa aku semakin rindu saja dengan pancasila, walaupun sebenarnya aku sendiri kadang bingung, pancasila itu apa si? kita betul garuda atau burung emprit? Sahabat, izinkan aku merindu kepada pancasila, bung putra sang fajar, maaf aku sok tau merenungi garis watak Indonesia ini, yang panjenengan tafakuri dalam perjalannya menyapa rakyat bangsa dengan rasa penuh getir yang terselimuti semangat kebangsaan, bukan semangat egosentris kepartaian, atau ormas ormawa saja. 
Kalau kecenderungan perilaku nasional kita adalah Tablis (malaikat berpakaian iblis), manusia yang disebut anarkis intoleran yang cemas bahwa kali ini bukan hanya harta benda yang dikuasai, melainkan juga harga diri, martabat, bahkan mungkin nyawa pasti muncul, untungnya konsep nusantara ini bukan konsep kukuluruk saja yang disemboyankan, semestinya dan seharusnya kita semua mengatakan SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA, Seraya menghikmati makna dan bagaimana kita bersikap dan bertindak bahkan berfikir yang konstruktif, Bhineka tunggal ika itu mengajarkan dan mengutamakan penerimaan, bukan pemaksaan, bukan gagah mengutamakan penolakan kepada pihak siapapun tapi semangat gotong royong yang manusiawi hilang, sekarang diaman pancasila kita? jika atas nama pergerakan, mahasiswa, bahkan sok sokan atas nama bangsa Indonesia tapi oriented kita ternyata untuk misalnya keluarga cendana, atau untuk keluarga basis ormas atau ormawa kuat saja, atau hanya unruk segelintir kepentingan saja, sejak kapan kita menjadi sok bijak di negri sendiri tapi ternyata esensi kepribadian kita pongah terjebak  eksistensi, mana keperbihakan kita? Indonesia sangat butuh eksekusi - eksekusi manusia yang tabiat kemanusiaanya betul-betul menjadi manusia yang memanusiaakan manusia, bukan hanya terjebak karena perbedaan agama sekalipun, andai di ketahui bahwa perbedaan adalah rahmat, kita pasti tidak akan, misalnya, memperdebatkan khilafah atau kafir dan tidak, tuhan maafkan aku, akupun belum mampu memnjadi manusia seperti garis firmanMU, terimakasih sudah memberikan aku akal sehingga aku menjadi manusia bukan bintang, tuhan jadikan aku hamba yang hati dan pikirannya seperti manusia, bukan kerdil karena jabatan dan eksistensi, semoga binatang yang berakal ini menjadi bijak sehingga keputusan bangsa Indonesia atas nama apapun menjadi KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYA INDONESIA.!

Hujan Senja

Hujan Senja
Oleh: Khildha Rizqi Amalia

Masih ku ingat disana
Dibalik awan senja
Menyala, memerah merona
Terbuaiku oleh senyuman jingga
Dihiasi rintik hujan yang amat mesra

Hujan senja itu 
Menggiringku pada lirikan matanya
Lima detik mengalir dalam tatap
Jantungku tak berhenti berdebar
Ketika retina kita saling beradu

Bayangmu itu 
Hanya dapat menyisakan butir rindu di hati
Dan aku hanya bisa membungkus rasa 
Dalam bait-bait sajakku
bolehkah ku meminta? 
Ku ingin hadir dan senyummu sekali lagi 
Wahai kamu fatamorganaku

Bisnis Populer Di Era 4.0

Dropshipping Dalam Perspektif Hukum Syariah
(Rekomendasi Bisnis Islam Dalam Revolusi 4.0) 
Oleh: Imaro Sidqi

Dewasa ini, manusia dimudahkan dalam segala aspek perekonomian dan perilaku yang modern. Beberapa diantaranya adalah eksistensi dunia maya untuk diakses dimanapun, kapanpun serta oleh siapapun yang mumpuni. Kemudian dari sana, muncul setidaknya tindakan atau perilaku manusia untuk mengembangkan dalam dunia yang lebih prospek dan berorientasi bisnis.
Menyoal tentang dunia bisnis tidak akan ada habisnya, diantaranya adalah tentang jual beli di era milenial ini. Kegiatan jual beli di era modern ini telah dibagi menjadi dua macam, jual-beli sistem offline dan online. Seperti diketahui, jalu-beli sistem offline sudah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW hingga era globalisasi. Sedangkan jual-beli sistem online merupakan terobosan baru yang dirasa efektif dan efisien serta lebih mudah dalam proses jual-beli nya.
Menurut survey yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017 menunjukkan total pengguna internet Indonesia mencapai 171,17 juta pengguna. Selanjutnya, APJIII menyatakan pesatnya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia juga telah berdampak pada tumbuh dan berkembangnya transaksi bisnis  berbasis internet (e-commerce). Artinya bukan sebuah keniscayaan lagi bahwa bisnis atau jual-beli sistem online akan dapat bersaing dengan eksistensi pasar offline di Nusantara.
Revolusi industi keempat (Disruptive Technology) merupakan sebuah terobosan dan gaya baru (inovasi) yang meningkatkan produk atau jasa dengan cara yang tidak terduga sebelumnya dan mengubah cara penggunaan ataupun pasarnya. Hal ini tidak luput dari sebuah modernisasi zaman, ilmu dan urgensitas relasi atau mitra. Salah satu bentuk eksistensi yang tengah berkembang pesat terkait disrupstif teknologi ialah kegiatan ekonomi bisnis yang melibatkan orang lain (perantara) di dalam aktivitas jual beli. Kegiatan semacam ini di dalam dunia modern lebih dikenal dengan sebutan dropship.
Dropship merupakan sebuah kegiatan muamalah dimana seseorang berjualan hanya bermodalkan sebuah gambar tanpa adanya hak kepemilikan barang di dalamnya. Dropship ini juga merupakan jawaban dari sebuah sistem dengan para pedagang kecil, pedagang dadakan dan seseorang yang baru ingin mecoba berdagang tetapi tidak mempunyai modal yang cukup. Dropshipper atau pelaku dropship sering disebut juga dengan istilah makelar, perantara, broker, pialang dan lain sebagainya. 
Salah satu situs website marketplace Indonesia yang paling popular saat ini ialah Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Lazada. Dari keempat situs marketplace tersebut, muncul sebuah peluang bisnis yang menjanjikan bagi para pelaku usaha. Salah satunya yaitu Dropship bagi pelaku usaha yang tidak mempunyai modal yang cukup besar. Kegiatan dropship ini bisa dibilang kegiatan jual beli dropship antar marketplace, dimana seorang dropshipper mengambil gambar serta deskripsi produk yang ada di salah satu e-commerce kemudian dijual kembali di e-commerce yang lainnya.
Pelaku dropship mengambil foto/gambar produk serta deskripsi produk yang sudah ada di toko online tersebut untuk kemudian di upload kembali di marketplace lain yang sebelumnya pelaku dropship ini sudah membuat akun toko online. Jika di kemudian hari terdapat konsumen atau pembeli yang berkeinginan untuk membeli barang atau produk dari suplier (melalui dropshipper) maka pembeli diperkenankan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu. Setelah hal tersebut dilakukan, maka dropshipper memberikan informasi kepada suplier atau pemilik barang untuk mengirimkan produk pesanannya dari pembeli. Artinya, pemilik barang akan mengirimkan barang pesanan kepada pembeli dengan mencantumkan nama dari dropshipper yang bersangkutan sebagai identitas pengirimnya.
Dalam berbisnis dropshipping yang sesuai dengan syariah harus terhindar dari Riba, Gharar, dan maysir yang dilarang menetap dalam bisnis ini. Hal ini bertujuan agar bisnis yang dilakukan mendapat ridha Allah dan mempunyai integritas yang memadahi. Akan tetapi, masih terdapat banyak orang yang mengesampingkan hal itu, sehingga bisnis yang dilajalankan tidak mendapatkan nilai lebih di sisi Allah. Terdapat banyak model atau akad yang dijadikan bekal di dalam berbisnis online, diantaranya: murabahah, ba’i as-salam, al-istishna. Namun, dalam bisnis ini model yang digunakan adalah ba’i as-salam Yaitu akad jual-beli barang yang dilakukan dengan cara pesanan diantara pembeli dan penjual. Spesifikasi dan harga barang pesanan harus sudah disepakati di awal akad, sedangkan pembayaran dilakukan di muka secara penuh. Kemudian dilakukan dengan syarat kuantitas dan kualitas barang yang sudah jelas hingga penjualan, waktu, dan tempat penyerahan juga harus dijelaskan secara terbuka oleh para konsumen. Sehingga ke depan baik konsumen, dropship, dan suplier tidak terjadi kerugian diantara masing-masingnya. Bisnis dropship, jika mengikuti alur ini, akan menjadi shariah compliant business (bisnis yang sesuai dengan syariah) yang nantinya produk dropship dapat di kolaborasi dengan nilai-nilai ke-Islaman menjadi produk yang ditunggu-tunggu di masyarakat Indonesia.
Kemudian, bisnis dropship diyakinkan akan menjadi bisnis ekonomi syariah yang dapat bersandingan dengan bisnis konvensional pada umumnya. Hal ini dibuktikan bahwa negara Indonesia termasuk negara berkategori muslim terbesar di dunia dengan jumlah 209,1 juta jiwa atau 87,2% (BPS, 2016). Data tersebut menunjukkan antusias umat muslim bahwa bisnis syariah akan melejit jauh lebih tinggi dari bisnis yang lainnya, karena kualitas atau wadah yang dimiliki oleh dropship syariah sesuai dengan prinsip; Cutomer Oriented, Transparansi,  dan persaingan yang sehat yang tidak dimiliki oleh bisnis secara umumnya. Potensi ini menjadi modal besar bagi perkembangan ekonomi umat di masa datang. Selain itu, bisnis syariah terbukti merupakan bisnis yang tetap bertahan di tengtah krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.  Rekomendasi gaya baru ini, yaitu Dropshipping modern sharia busines menjadi nilai lebih di era revolusi 4.0 dengan tidak mengesampingkan hukum Islam sebagai landasan dasarnya. Maka dari itu, datangnya bisnis ini memberikan solusi bisnis yang tidak bertentangan dengan ajaran agama dan mempunyai potensi yang besar.

Manusia Linuwih

Gus Dur Intelektual Sejati, Refleksi Satu Dekade KH Abdurrahman Wahid
Nama: riril widi handoko~abdikalfaqir
Alamat:rt 7 rw 6 dk lumpang kec bantarbolang kab pemalang
Rasya

inilah manusia linuwih,
serba lebih dari yang lain,
abdurrahman ad dachil bin wahid bin hasyim
abdurrahman wahid, gus dur,
manusia serba, serba bisa, serba segalanya,
meski tetap dalam batas batas kemanusiannva
atau lebilh, lebih dari
rata rata manusia pada umumnya,

awal tahun delapan puluhan,
saya masih melihat gus dur duduk di
sebuah sudut di kantor Ip3es jakarta,
membolak balik map, di atas meja kecil,
berisi usulan usulan proyek pengembangan
pondok pesantren dan masyarakat,
ya, dialah perintis dan kampiun
program pesantren yang dikembangkan
oleh lembaga penelitian prestisius itu,
bersama ismed hadad,
dawam rahardjo, aswab mahasin,
mm billah dan abdullah syawani,
mereka membuka
cakrawala baru pondok pesantren,
memasuki era modernisasi,
seiring dengan arus
demokratisasi dunia, dan juga indonesia,
saya sering disuruh ini dan itu oleh gus dur,
membuat proposal, menghubungi si a si b,
dan seterusnya,
pekerjaan itu saya lakukan dengan senang hati,
pada paroh pertama tahun delapanpuluhan itu
hubungan saya secara pribadi dengan gus dur
sangatlah dekatnya,
ketika pertama kali terpilih menjadi
ketua umum pbnu gus dur secara khusus
menugaskan saya untuk membantu
mas Fahmi syaefuddin mempersiapkan
tuknya lakpesdam,
lajnah kajian dan pengembangan
sumber daya manusia itu
suatu lembaga yang
 disiapkan untuk mengurusi program penguatan
kualitas manusia nu, menyemai tumbuhnya
kader kader intelektual di kalangan nu,
merambah hampir di semua lini
sosial kemasyarakatan,
nu menjadi Ism besar yang sedang menggeliat,
bangkit nu menghentak bumi indonesia,
demikianlah gus dur telah memberi
warna baru bagi nu, tetapi tidak hanya kepada nu,
kehadiran gus dur dalam sejarah indonesia
telah memberikan warna tersendiri,
yang tidak diberikan oleh tokoh lain mana pun,
bila disederhanakan, corak yang ditorehkan gus dur
tersebut mencakup dua tataran dunia sekaligus,
wacana dan praktik,
dalam tataran wacana gus dur
adalah sosok intelektual, atau cendekiawan
yang telah menanamkan banyak selkali
gagasan penting tentang pembaharuan sosial
dalam berbagai dimensinya,
sementara itu di dalam praktik,
gus dur telah menjadikan dirinya sendiri
sebagai exemplary figure, sosok teladan,
di dalam meretas kekakuan hubungan
antar umat beragama, pembangunan demokrasi
dan penghargaan terhadap
nilai nilai kemanusiaan di indonesia,

gus dur adalah sosok yang
memiliki keunikan yang istimewa,
Kerap menghadirkan wacana multiperspektif,
dengan resonansi yang membawa spektrum baru,
kaya imajinasi, ia benar benar pembaharu dan
inspirator kehidupan yang
paling berpengaruh di negeri ini,
ia telah banyak menghadirkan
pahatan baru untuk bangsa dan negara
agar bergerak maju ke depan,

pemikiran gus dur adalah
konstruksi kehidupan sehari hari,
dari masalah masalah kebangsaan secara umum,
membumi dan mudah dicerna dan disampaikan
di berbagai tempat dan kesempatan,
berbagai jejak langkah gus dur,
dapat kita temukan dengan jelas di dalam
kedua tataran kehidupan
berbangsa dan bernegara tersebut,
berbagai kontroversi yang menyangkut
langkah langkah politik dan
juga gagasan gagasannya,
bukan mengaburkan sumbangan pentingnya,
namun sebaliknya justru mengokohkan
Sosok genuine gus dur sebagai
seorang cendekiawan dan intelektual sejati,
gus dur dalam seluruh kehidupannya,
telah merepresentasikan cita seorang intelektual,
yang didefinisikan edward said sebagai
‘yang mengatakan kebenaran kepada kekuasaan’,
dan dalam konteks mengatakan sesuatu yang benar,
yang sering terasa pahit kepada kekuasaan itulah,
intelektual tidak selalu
mendapat dukungan dan pujian,
tak jarang ia malah menerima resiko diejek,
dicemooh, dihujat, bahkan 'dikafirkan',
ini semua sudah pernah diterima
oleh gus dur dalam kehidupannya,
berangkat dari posisi inilah, mari kita lihat,
secara singkat bagaimana kiprah gus dur,

lahir dari keluarga pesantren,
dibesarkan di pesantren,
dan akhirnya kembali ke haribaan pesantren,
jasadnya dimakamkan di lingkungan
pondok pesantren tebuireng jombang,
itulah kata singkat yang bisa dikatakan
untuk menggambarkan sosok yang bersahaja ini,
ia memang tak pernah bisa
lenas dari dunia pesantren,
meski ia melanglang buana,
menjadi kritikus sastra,
tokoh kebudayaan,
Pendekar dan lokomotif demokrasi,
pemimpin ormas, penggerak partai politik,
pemimpin pemerintahan, peretas belenggu
hubungan antara umat beragama, dan seterusnya
tetapi sesungguhnya ia tidak pernah melepaskan
nilai nilai yang diperolehnya dari dunia pesantren,
bahkan sebaliknya,
perjalanannya ke berbagai penjuru dunia,
melintas batas klasihkasi dan kategori apapun,
justru dalam kerangka menumbu kembangkan
nilai nilai keagamaan yang diwarisinya,
dari dunia pesantren,

sebagaimana dikatakan greg barton,
indonesianis dari deakin university australia,
di dalam buku biografi gus dur,
‘gus dur adalah sosok muslim sejati,
yang sangat pede, percaya diri
dengan keyakinannya’,
keimanan yang seratus persen mantap inilah,
yang menyebabkan gus dur tidak pernah canggung.
ragu atau takut untuk bertemu,
berdiskusi dan berdialog dengan orang orang
dari berbagai latar belakang agama
dan keyakinan manapun,

tak terhitung lagi berapa kali gus dur hadir
dan berdoa bersama orang kristen,
orang hindu, orang budha, orang konghucu,
orang kejawen, bahkan orang yahudi sekalipun,
tentu hanya orang yang sudah berani  dan menyelami
purna saja, yang bisa dan berani menyelami
keyakinan orang lain
yang berbeda dengan keyakinannya sendiri,
penjelasan tentang apa dan mengapa
dan bersikap demikan
sudah sangat banyak dipaparkan,
baik dalam tulisan maupun
dalam berbagai kesempatan berceramah
gus dur meyakini banwal untuk menjadi muslim
yang baik tidaklah cukup hanya dnegan memiliki keyakinan tauhidnya,
melainkan juga adalah orang
yang sanggup untuk hidup bersama
deagan masyarakat yang memilIkI pandangan hidup
keyalkinan dan agama yang berbeda beda,
untuk itu diperlukan satu keberanian untuk
menghargai dan menghormati keyakinan
agama yang beda itu,
hanya dengan cara demikianlah
seorang musim sejati bisa terlibat

dalam membangun kehidupan yang damai,
adil dan sejahtera di muka bumi,

gas dur menolak cara pandang
sebagian umat islam yang
selalu mengulang ulang
ayat alquran yang berbunyi
‘walan tardho 'ankal yahudu walan
nashoro hata tattabi'a millatahum’
Orang orang yahudi dan nasrani
tidak akan pernah rela terhadapmu,
hingga kalian mengikuti agama mereka,
dengan tafsir mereka sendiri
pada umumnya para muballigh menyebut
ayat tersebut di dalam konteks
untuk membangkitkan sentimen
keagamaan untuk selaiu curiga
terhadap gerakan misionaris
yang merongrong umat islam,

menurut gus dur,
ayat tersebut tidak seharusnya
dimaknai secara sempit seperti itu,
ayat itu menurut gus dur hanyalah merupakan
deskripsi tentang hakikat suatu keyakinan
di Jalam tataran normatit, siapa pun pasti akan
menganggap keyakinannyalah yang benar,
dan keyakinan yang lain adalah salah,
itu sudah merupakan suatu logika wajar,
iustru akan menjadi aneh jika ada orang,
meragukan kebenaran
dari keyakinannya sendiri,
ayat tersebut, meurut gus dur,
bisa dimaknai secara terbalik dengan
menjadikan kita sebagai subyek,
sehingga berbunyi,
‘walan nardho 'annal yahudu walan nashoro
hatta yattabiuu millatana’, kita tidak akan
pernah rela kepada orang orang yahudi
dan nasrani, hingga mereka mengikuti agama kita,
itulah konsekuensi normatif suatu keyakinan,
lalu apanya yang salah,
perbedaan pada tingkat keyakinan seperti ini
menurut gus dur, tidaklah harus dibesar besarkan,
apalagi sampai menjadi jurang pemisah
antarumat beragama, untuk bekerjasama di dalam
masalah sosial kemasyarakatan,
di dalam islam sendiri, tuhan sudah memberikan
jawaban yang tegas,
terhadap masalah ini dengan menyatakan,
‘bagimu agamamu dan bagiku agamaku’,
biarkan orang lain beragama menurut cara dan keyakinan mereka,
kita pun sebagai umat islam
menjalani kehidupan secara islam,
kewajiban kita sebagai umat beragama adalah
saling menghormati dan menghargai
keyakinan dan agama orang lain,

gagasan gus dur yang menempatkan
agama dan negara secara proporsional
memang melejitkan namanya,
sebagai bapak bangsa yang patut diteladani,
latar belakang pemikiran gus dur inilah yang
kemudian menempatkan gus dur secara istimewa
sebagai pemikir islam,
aktifis demokrasi, pejuang ham dan pluralisme,
gagasan pribumisasi islam dan penerimaan nu
terhadap pancasila, juga dilatar belakangi oleh
pandangan gus dur tentang hakekat islam,
gus dur mengatakan, umat islam selama ini
didorong untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam,
‘rahmantan lil alamin’,
sebagaimana tersebut di dalam alquran,
‘wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin',
‘dan tidaklah aku mengutusmu muhammad kecuali
untuk menjadi rahmat bagi alam semesta',
dalam satu ceramahnya di yogyakarta
beberapa tahun lalu,
gus dur menafsirkan ayat ini sebagai berikut,
rahmat itu artinya arribath, tali
sementara alamin artinya annas manusia,
jadi makna rahmatan lil alamin adalah
menjadi pengikat tali persaudaraan
diantara sesama umat manusia,
apapun latar belakang agamanya,

jadi sebagai rahmat bagi alam semesta,
umat islam sudah seharusnyalah
menjadi sosok pemersatu,
tali pengikat persaudaraan
diantara sesama umat manusia
gus dur mengembangkan gagasan
tentang tali pesaudaraan
tersebut tidak hanya di dalam wacana saja,
dengan segala keterbatasan fisiknya,
gus dur sangat gigih mengadakan perjalanan
ke berbagai tempat yang jauh untuk bertemu,
berdiskusi dan berdialog dengan tokoh tokoh dunia,
untuk membangun tali persaudaraan itu,

keyakinan itu pula yang membawa gus dur
melangkahkan kaki ke israel,
negeri yang paling banyak
dikutuk oleh masyarakat dunia
termasuk umat islam indonesia,
gus dur hadir di israel selain karena
undangan departemen luar negeri israel.
untuk menyaksikah penandatanganan
perjanjian damai jordania israel yang
dipandu presiden as bill clinton,
sebenarnya yang pertama tama
adalah untuk memenuhi undangan
‘the harry s. truman institute
for advancement of peace’,
pada hebrew university,
selama dua hari di bulan
oktober sembilanpuluh empat,
lembaga tersebut menggelar workshop,
dengan topik 'islam and judaism’,
dengan tujuan menemukan berbagai problem
yang dihadapi oleh islam dan judaisme yahudi
dalam menghadapi tantangan modernisasi
dan perkembangan global dunia,
sejumlah lawan bicara gus dur
antara lain doktor dan bitan,
rabbi profesor doktor levitson,
rabbi profesor doktor rosen dan
profesor doktor maourice roumani,
ahli islam timur tengah dan
profesor doktor moshe ma'oz,
direktur the harry s. truman institute,

gus dur yang tampil sebagai
pembicara utama hari kedua,
berbicara tentang ‘indonesia and midle east’,
‘the future possibilities’,
indonesia dan timur tengah
beberapa kemungkinan di masa depan,
pada saat hampir bersamaan tepatnya sembilan
november sembilanpuluh empat,
dalam konferensi sedunia
tentang agama dan perdamaian,
world cornference on religion and peace, werp' keenam
yang berlangsung di riva del garda italia utara,
gus dur terpilih sebagai salah satu presidennya,
saat keputusan itu diambil,
gus dur sedang berada di tokyo,
memenuhi undangan kementerian luar negeri jepang,
untuk seminar tentang tata dunia baru,
di situ gus dur berbicara bersama dengan george bush,
mantan presiden as dan profesor samuel huntington,
guru besar harvard university,
saat itu tidak sedikit kecaman dilontarkan
para tokoh islam di indonesia,
yang sangat lantang mengecam
antara lain lukman harun,
ridwan saidi dan amien rais,
kalau lukman harun waktu itu lebih banyak
mengecam pemilihan gus dur sebagai presiden wcrp
karena menurutnya tidak sah,
maka kedua lainnya lebih tajam menyorot
bermesraannya gus dur dengan negeri yahudi itu,
berbagai media massa di tanah air waktu itu
memuat kecaman keras ridwan saidi kepada gus dur,

mantan ketua pb hmi ini menyatakan bahwa
langkah gus dur sebagai bunuh diri politik,
bahkan gus dur telah menggali kuburnya sendiri,
dan ia mengecam keras adanya upaya indonesia
untuk membuka hubungan diplomatik dengan israel,
karena itu pula ridwan saidi bersama ribuan
pemuda muslim melakukan protes
di masjid agung al azhar jakarta
dan membakar patung gus dur,
sementara itu amien rais  yang waktu itu,

menjabat sebagai ketua pp muhammadiyah,
tak gencar pula mengatakan bahwa
umat islam indonesia tidak bisa mentolerir
tokoh tokohnya bermesra mesraan dengan israel
bagaimana pun israel masih menjajah palestina,
ucap amien rials waktu itu,
dari sayap nu sendir, ketua pbnu chalid mawardi,
juga ikut mengecam langkah langkah gus dur,
chalid mengatakan, dilihat dari segi apa pun
pada saat ini, tidak ada urgensinya indonesia
mengadakan hubungan diplomatik dengan Israel

pada kenyataannya, langkah langkah gus dur
justru mendapat apresiasi
yang besar dari dunia internasional,
bukan hanya pada sosok pribadi gus dur,
melainkan juga pada sosok muslim indonesia
yang dianggap moderat, dan dengan begitu,
mendapat kepercaan yang lebih besar,
dari dunia internasional untuk memainkan peran
yang lebih strategis dalam kerangka
membangun perdamaian dunia,
dari sini sudah terlihat,
bagaimana kualitas dan tajamnya visi gus dur
di dalam melihat persoalan sosial kemasyarakatan,
tidak hanya di dalam konteks nasional
melainkan juga dunia internasional,

di tengah berbagai persoalan
yang menghimpit bangsanya,
seorang intelektual dituntut untuk
mampu menunjukkan jalan keluar yan
diperlukan di tengah gulita malam,
seorang intelektual dituntut
untuk bisa menyalakan lilin,
betapa pun kecil nyala lilin tersebut,
tetapi gus dur tidak hanya menyalakan lilin,
melainkan obor besar, sangat besar,
yang menjadi panduan bagi jutaan umat manusia,
gus dur dalam perjalanan hidupnya telah
menunjukkan kapasitasnya tersebut,
efek dari cahaya obor itu sangat nyata,
setidaknya dalam dua level, nu dan indonesia,

di dalam organisasi keagamaan
yang dibanggakannya, nu,
gus dur adalah salah satu pemrakarsa bagi
kembalinya nu kepada khittah dua enam pada
pertengahan tahun delapan puluhan,
saat organisasi tersebut terjebak di dalam jalan buntu
karena terhalang oleh tebalnya tembok rezim kekuasaan.
sejarah mencatat kembali ke khittah dua enam
merupakan langkah yang sangat brilian
dan tepat untuk menghadapi konstelasi politik
yang semakin tidak kondusif,
sementara itu di dalam perpolitikan indonesia
gus dur adalah penggagas sekaligus
penggerak utama lokomotif demokrasi,
justru di tengah dominasi
penguas militer yang memonopoli makna
demokrasi menurut tafsir dan kepentingannya sendiri,
gus dur hadir bukan hanya melahirkan wacana dan teks,
tapi juga subyek yang mengundang magnet lahirnya
wacana wacana dan teks teks lain secara produktif,

kebesaran beliau juga karena pemikirannya
yang cemerlang dan fisibel
dalam memandang kehidupan berbangsa
dan bernegara yang kompleks,
sebagai teks, kiprahnya mengundang banyak penafsir,
seolah tak ada akhir untuk dibincangkan,
tetapi ia juga bukan hanya subyek teks,

ia adalah teks itu sendiri,
ibarat kitab suci yang tak habis ditafsirkan,
sebagai teks yang kerap dikaji tentu telah
melahirkan banyak cerita dibaliknya,
misalnya saja keberanian mengambil resiko tinggi,
demi kebenaran, atau yang diyakini benar,
kegigihan dan kerja yang tanpa lelah,



kebersahajaan dan kisah kisah baik seputar dirinya,
mengalir seperti tanpa akhir,
cerita yang kusut dan melelahkan pun,
bisa menjadi segar dengan bakat humornya

masih hangat di dalam ingatan kita
apa yang terjadi pada hampir
delapaanbelas tahun yang lalu,
di tengah kejayaan kekuasaan militer orde baru.
di saat semua organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa,
kaum intelektual dan hampir semua
komponen masyarakat dibungkam sedemikia rupa,
haik melalui instrumen regulasi politik
maupun kekerasan fisik
gus dur bersama sekelompok kecil kawannya
yang tergabung dalam forum demokrasi, fordem,
justru dengan lantang menyuarakan kritiknya
terhadap penguasa,
gus dur mengritik penguasa orde baru 
yang secara hipokrit menyebut kekuasaannya
sebagai demokratis,
padahal yang sesungguhnya
hanyalah pemerintahan
yang dibangun di atas sistem otoriter,
pemilu memang ada, tetapi seluruh
instrumennya sudah diabdikan bagi rezim,

tragedi terbesar dari semua praktik politik,
menurut gus dur, adalah
hilangnya daya kritis masyarakat,
hal inilah yang paling dikhawatirkan gus dur,
karena tanpa daya kritis,
pada hakikatnya sebuah peradaban sudah hilang,
untuk sedikit mengenang gus dur,
kita kutipkan agak panjang naskah ceramah gus dur,
yang batal disampaikan untuk
acara halal bihalal fordem
pada sembilanbelas april sembilan dua,
karena dibubarkan polisi tersebut,
‘daya kritis adalah kemampuan untuk
meninjau persoalan dengan lengkap,
jernih dan tajam untuk mampu memisahkan
antara mana yang benar dan mana yang tidak,
mana kulit mana isi, antara penampilan dan inti,
mana yang lurus dan mana yang bengkok,
mana asli mana kedok,
memisahkan mana yang perlu mana yang sepele,
membedakan yang bermanfaat dan yang mudarat
daya kritis adalah memeriksa,
menyelidiki, menguji,
mengungkapkan yang terselubung,
dan tidak pasrah atau terserah,
kritikan bukan berarti cuma membuat
tinjauan negatif dan melontarkan kecaman saja,
itu adalah cara pandang yang sempit tentang daya kritis,
maksud yang sebenarnya dari daya kritis adalah
membuka dan menguraikan masalah,
sehingga jelas beda yang semu dengan yang asli,
dengan pertolongannya kita akan sanggup
menyadari mana yang seolah olah demokrasi,
sebagaimana selama ini disodorkan pada kita
dan bagaimana sebetulnya
demokrasi yang seharusnya,
karena itulah kita sebutkan bahwa
demokrasi menghendaki kemampuan
daya kritis dari masyarakat,
keseragaman yang ditandai sebagai keselarasan,
acapkali lebih berlaku dari kebenaran,
kegagalan mempertahankan kebenaran,
pendapat berulang ulang,
lalu membangkitkan rasa sangsi,
akan kegunaan untuk menyatakan
atau mengeluarkan pendapat
pada gilirannya lalu menimbulkan
rasa percuma untuk berfikir
dan membentuk pendapat sendiri,
daya kritis masyarakat jadi tumpul,
cakrawala batin jadi menyempit,
bila keadaan ini kita biarkan berlanjut,
tak lain sebenarnya kita ikut
membantu menyusun masyarakat
yang seperti 'kerbau dicocok hidung,
masyarakat yang merosot dalam budaya,
yang hanya subur untuk berkembangnya,
dua jenis sikap, atau apatis atau oportunis,
kedua sikap ini bukanlah pilihan yang baik
untuk jadi modal usaha demokratisasi,

orang sibuk menyesaikan diri,
atau mencari yang aman saja,
yang ada cuma ketergantungan pada yang kuat,
bukan saling tertantung, interdependensi
satu dengan yang lainnya,
sebagaimana harusnya dalam semangat
kekeluargaian, di mana masin masing
berkedudukan atau berpeluang sama dan setara,
apatisme dan oportunisme hanya akan
membantu menyokong sejenis sistem otoriter,
bahkan totaliter, dalam bentuk yang lebih canggih,
sehingga sering kurang disadari
ukuran ukuran ditentukan oleh satu pihak,
sedang pihak lainnya tinggal menerima,

dalam keadaan itu dimana orang
tidak sangup untuk peduli lagi,
sukar diceraikan antara kehidupan
dengan ukuran sejati,
dengan hanya seolah olah
demikianlah kita disuguhi bukan saja
dengan seolah olah demokrasi,
tetapi juga seolah olah perbaikan kebijakan,
seolah olah deregulasi,
seolah olah penghapusan monopoli,
seolah olah demi menolong petani,
seolah olah menunda mega proyek,
seolah olah keterbukaan dan seterusnya,
sebenarnya, dalam memproduksi
segala yang seolah olah normal ini,
bukan saja terbukti bahwa
daya kritis kita telah dipasung,
tetapi sekaigus telah dilakukan penghinaan,
yang sinis terhadap kecerdasan bangsa kita,
dengan menganggap bahwa seolah olah akal
yang kita miliki begitu rendahnya sehingga
mudah untuk dibodohi, seterusnya
untuk menumbuhkan lagi daya kritis kita,
maka kita harus membebaskan diri dulu,
dari ikatan ikatan kehidupan
yang seolah olah itu,
keluar dari kungkungan batin itu,
dan kembali pada kehidupan yang
menggunakan ukuran ukuran yang sejati’,
untuk indonesia di tahun tahun sembilan puluhan,
pandangan gus dur tersebut sangatlah subversif,
hanya intelektual nekat yang siap
nenerima risiko sajalah yang berani
menyatakan pendapat seperti itu,
dan semua risiko itu telah diambil oleh gus dur,

kini setelah semua itu berlalu,
dan gus dur telah tiada,
kita bisa menilai apakah langkah langkah
yang telah dilakukan gus dur saat itu memiliki
makna di dalam gerakan demokratisasi
indonesia pada saat ini,
sejarah sudah memberikan
jawaban yang sangat jelas,
mengikuti edward said,
kita bisa mengatakan bahwa
gus dur adalah intelektual, karena ia telah
‘mengatakan kebenaran kepada kekuasaan’,
dalam spirit yang sama meski
konteksnya jelas berbeda,
apa yang dilakukan gus dur
senafas dengan apa yang dilakukan
karl marx di awal abad sembilanbelas lalu,
yang memberikan landasan baru etika filsafat
saat ia menegaskan,
‘filosuf tidak cukup menafsirkan
dan memahami dunia,
melainkan juga mengubahnya’

dan kini,
di belantara ilmuwan sosial modern,
gagasan gus dur bisa dijajarkan
dengan gagasan juergen habermas,
yang selalu menatap kritis masyarakat
dan menempatkan hubungan hubungan
komunikatif pada posisi yang sangat sentral,
salah satu tesis yang terkenal dari habermas
adalah bahwa, kekuasaan semestinya tidak
hanya dilegitimasikan,
melainkan juga dirasionalkan,
rasionalisasi di sini tidak dimengerti
dalam paradigma
melainkan dalam paradigma komunikasi,
artinya kekuasaan harus dicerahkan
dengan diskursus rasional
yang bersifat publik agar para anggota
masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam
menentukan perkembangan politis,
termasuk mengarahkan kemajuan teknis masyarakat
habermas juga berpendapat bahwa praktis komunikasi
menjadi hakikat masyarakat dan ketika  negara
dalam tahap kapitalisme lanjut membutuhkan
legitimasi bagi intervensinya ke masyarakat,
negara mengalami defisit legitimasi justru karena
tidak memperhatikan hubungan hubungan komunikatif,
pikiran gus dur yang kita kutipkandi atas jelas
merepresentasikan  apa yang digagas habermas
lewat berbagai ceramah,
mulai dari yang paling ilmiah,
sampai perbincangan kelas warung kopi,
iuga melalui berbagai tulisan yang tersebar
di berbagai media yang jumlahnya mungkin
sudah mencapai ribuan,
maupun percakapan sehari hari,
gus dur telah dengan sadar melakukan apa yang
disebut habermas,
sebagai praksis komunikasi tersebut,
tindakannya melikuidasi departemen penerangan
dan departemen sosial, saat menjabat presiden ri,
dengan alasan biarlah masalah komunikasi
dan informasi serta urusan sosial diurus sendiri
oleh masyarakat, hanyalah dapat dipahami
dengan baik jika kita letakkan di dalam konteks
praksis komunikasi habermas tersebut,
masyarakat yang selama
rezim orde baru dianggap sepi
dan disederhanakan dalam angka angka statistik,
yang biasanya hanya digunakan untuk pemilu dan
semacamnya, oleh gus dur
dijadikan subyek yang aktif,
yang harus berperan merumuskan dirinya sendiri,
neski pemerintahan gus dur hanya berumur pendek,
dan beberapa kebijakannya kemudian dianulir oleh
pemerintahan berikutnya, pesan moral gus dur
sangat jelas, tak ada yang abu abu,

gus dur dengan cemerlang telah
menorehkan gagasan dan sikap mentalnya
di dalam kanvas sejarah kemanusiaan,
ini berkebalikan dengan kepribadiannya
yang sederhana dan bersahaja,

berbeda dengan umumnya pemimpin
atau presiden yang pernah ada di indonesia
yang sulit dijangkau oleh rakyat kebanyakan
gus dur tiap hari justru bergumul dengan
berbagai lapisan masyarakat,
rumahnya yang berada di pelosok kampung, céiganjur,
nyaris tak pernah sepi dari tamu,
juga nyaris tanpa protokoler apa pun,
sehingga setiap orang hilir mudik
tiada henti di sekitarnya,
semua itu tak pernah mengurangi
kebesaran gus dur, melainkan sebaliknya,

mungkin kini sudah terlalu banyak
orang yang tersadar atau terinspirasi
oleh gagasan gagasan gus dur,
tetapi tampaknya jauh lebih banyak lagi mereka,
yang tersentuh oleh hangat kepribadiannya,

gus, negara dan bangsa ini,
dan kita semua berhutang padamu,
saya juga berhutang padamu, sangat banyak,

diadaptasi dari naskah
gusdur sang intelektual sejati,
arief mudatsir mandan

Jatuh itu biasa, bangkit itu harus!

Pantang Menyerah 
Oleh: Rian Nur Diansyah


Menyerah, kata yang tak akan kuucap
Walau, halang rintang menghadang
Berderu berderai aku akan tetap meghadap
Pantang mundur sebelum tercapai

Angin menghempas
Jurang menghadang
Ombak pun ikut menerpa

Jatuh boleh
Asal tak lupa bangkit kembali

Perlu diingat tetap semangat
Jangan mau ditertawakan
Tetap berdiri tegap meghadap
Menuju sang mentari yang bersinar terang.

Wanita Cafe

Gadis yang Mengendap Kesunyian
Oleh : Geti Oktaria Pulungan


Seantero kelas tengah sibuk membicarakan Laras. Gadis tertutup yang mengundang rasa penasaran. Gadis itu tidak memiliki teman dekat seperti para mahasiswa yang lebih suka berkelompok. Ia lebih suka menyendiri. Berbicara pun seperlunya saja. Terkadang jika kami duduk bersama menceritakan sesuatu, Laras akan mundur perlahan. Ia pergi seolah mempunyai pekerjaan yang sangat banyak. Begitu banyak kabar burung mengenai Laras. Entahlah, apakah dapat dikatakan kabar burung atau benar adanya. Mereka bilang, di balik kesibukan gadis itu, ada jam terbang tinggi yang tidak sanggup ditolaknya. Ada yang bilang Laras memiliki pekerjaan sampingan. Tapi tidak jelas ia bekerja di mana, apakah di rumah makan, toko aksesoris, kafe, atau diskotik. Ada juga yang bilang bahwa Laras adalah seorang ayam kampus. Makanya ia terbiasa berjanji dengan pelanggan di jam-jam kosong mata kuliah.
Laras adalah gadis yang berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang petani yang dibayar untuk menggarap lahan orang di kampung. Sementara sang ibu sudah pergi menghadap ilahi ketika ia berumur dua tahun. Ia mempunyai dua orang adik yang duduk di Sekolah Menengah Pertama. Laras memperoleh beasiswa dari pemerintah dan harus mempertahankan nilainya tetap bagus. Jika nilainya merosot, beasiswa itu akan dicabut. Ia pernah bercerita mengenai hal pribadi saat kami berkenalan dulu. Sayangnya ketika itu ada orang lain yang mendengarkan cerita Laras. Sehingga ia menyimpan informasi tersebut dan menautkan dengan keadaan Laras sekarang.
Laras membayar sewa kamar indekosnya melalui sisa uang beasiswa setelah dibayarkan uang kuliah per semester. Sedangkan uang makan sehari-harinya dikirimkan oleh ayahnya dari kampung. Nah, itu dia yang dipermasalahkan teman-teman. Darimana Laras mendapatkan biaya makan yang tidak tergolong sederhana? Ia lebih sering makan di kantin, atau duduk di kafe dengan kopi dan cemilan di atas meja. Bahkan Laras memiliki pakaian yang bagus dan buku-buku yang dibandrol mahal. Kata mereka, Laras sering menunggu pelanggannya di kafe. Atau dia tengah memikat mangsa baru dengan cara menunjukkan diri di sana. Ingin rasanya aku berteriak pada mereka bahwa Laras tidak seperti yang mereka bayangkan. Tapi aku tidak punya bukti kuat. Ingin juga bertanya pada Laras darimana sumber keuangan itu, namun aku takut ia tersinggung dan memutuskan pertemanan.
***
Detik pada jam dinding kamarku tidak bergerak seperti biasanya. Pukul tiga lewat sepuluh menit, ia tetap di sana tanpa pindah haluan. Aku yang tidak menyadarinya, tak akan beranjak jika pendar matahari tidak menerobos masuk dari celah gorden. Setelah menyipitkan mata, kuperiksa layar ponsel dan..., astaga! Sudah pukul tujuh lebih empat puluh lima menit. Tinggal lima belas menit lagi kelas akan dimulai oleh dosen paling seram di Fakultas Bahasa. Jangan harap beliau memberi ampun, ia akan mengunci pintu kelas dan menganggapmu tidak hadir. Jika dua kali saja absen padanya, maka nasib mengulang mata kuliah yang sama di tahun depan akan terjadi.
Aku mengganti baju tanpa badan yang terbilas air. Hanya beberapa tetes air membasahi wajahku untuk menghilangkan jejak saliva. Perutku yang keroncongan meminta jatah sesuai jadwal. Terbiasa sarapan pukul setengah delapan sejak dahulu masih duduk di bangku sekolah. Tinggal dua menit lagi menuju pukul delapan dan aku sudah di lantai dua. Ada satu lantai lagi yang menjadi tujuanku. Setengah berlari aku menaiki dua anak tangga sekaligus. Tidak banyak orang yang berjejel di tangga berhubung kelas akan dimulai. 
Syukurlah aku sudah tiba di pintu kelas. Tampak dari kejauhan pak Tegar, sang dosen melangkahkan kakinya ke kelasku. Aku pun duduk di sebelah Laras. Ia tersenyum padaku. Tiba-tiba ada dengungan suara yang lain ketika aku duduk, diiringi pandangan penuh selidik. Perasaanku tidak enak. Entah kenapa aku menjadi sensitif. Aku menyangka bahwa mereka membicarakanku yang tidak-tidak. Dengungan itu tidak berhenti sampai pak Tegar masuk kelas.
Dua jam kemudian, pelajaran usai dan aku dapat mengembuskan napas lega. Sejak tadi, tak ada satu kalimat pun dari pak Tegar yang menelusup pikiranku. Lambungku benar-benar protes dan tidak dapat diajak kompromi. Perih rasanya karena tidak ada sepotong makanan yang masuk. Mungkin karena aku makan malam lebih awal, sehingga sistem pencernaan menjadi kosong dalam waktu lama. Aku hendak membeli sepotong roti ketika langkahku tertahan oleh ucapan Bima,
“Bagaimana rasanya? Enak tidak? Jangan lupa bagi pengalaman, ya,” ucapnya sembari disusul oleh tawa yang lain.
“Aku tidak mengerti, maksudnya apa?” Aku mulai merasa tidak nyaman.
“Laras, kamu menghabiskan malam dengannya kan makanya terlambat?” Bima menimpali dan yang lain kembali tertawa, kali ini lebih keras.
Bug. Aku melayangkan pukulan pada hidungnya. Darah segar mengalir dari rongga hidung sebelah kiri. Amarahku belum reda. Ketika hendak melayangkan pukulan kedua, Laras menarik tanganku. Ia memintaku pergi saja.
“Jangan cuma pakai mulut kalau berbicara, apa bedanya kamu sama hewan? Pakai juga ini,” Aku menunjuk kepala Bima kemudian mendorongnya. Bima yang tidak siap pada pukulanku, segera terdiam tanpa berani menatap mataku yang sudah menyimpan kobaran api.
Laras mengajakku ke kafe depan kampus. Ia memintaku sarapan di sana. Jangan di kantin karena pasti membuatku tidak nyaman. Di sana akan ramai orang-orang yang membicarakan kami.
“Kenapa kamu tidak pernah marah pada mereka?” ucapku setelah menghabiskan satu piring mie goreng. Emosi tadi sungguh meningkatkan rasa laparku menjadi dua kali lipat.
“Kenapa aku harus marah pada mereka?” Laras bertanya balik. Ia terlihat santai menggigit roti bakar. Tampaknya ia sudah sarapan terlebih dahulu.
“Memangnya tidak tahu kalau mereka sering menceritakan yang tidak-tidak tentang kamu?” Aku tidak habis pikir kalau Laras sampai tidak tahu.
“Ya, tahulah. Tapi biarkan saja. Pahalaku akan makin banyak jika mereka berkata seperti itu,” ujar Laras santai.
“Iya memang. Tapi mereka benar-benar sudah kelewatan. Nama baik kamu bisa rusak,” ujarku tidak setuju. Lebih tepatnya aku kasihan pada Laras.
Laras mengeluarkan buku-buku yang ditulis oleh SilkHeart dari dalam tasnya. Semua sampulnya masih sangat mulus. Beberapa di antaranya adalah judul terbaru yang dinantikan para penggemarnya. Aku membuka halaman pertama dan ada tanda tangan penulis di sana.
“Wah, kamu juga penggemar beratnya SilkHeart, ya?” Laras menggeleng tegas. Sontak muncul kerutan di keningku yang mengundang tawa Laras. Cantik sekali ia saat tertawa lepas seperti ini.
“Aku adalah SilkHeart,” ucapnya tanpa beban sama sekali.
“Apa? Kamu pasti bergurau,” Senyumanku memudar setelah melihat wajah Laras yang terlihat serius.
“Tidak, aku jujur,” ucapnya sembari menatapku.
Laras pun bercerita mengenai perjalanan menulisnya sejak awal kuliah. Mulanya ia hanya menulis di koran. Pertama kali menulis cerpen dan dimuat. Honornya lumayan dan cukup untuk biaya makan selama satu minggu. Laras menjadi semangat menulis. Semua tulisan ia coba. Mulai dari cerpen, esai, artikel, resensi, hingga karya tulis. Seorang editor pada penerbit buku islam meliriknya. Ia diminta menulis sebuah buku dan menggunakan nama pena. Untuk memenuhi itu, Laras menggunakan SilkHeart. Buku pertama yang ia tulis mencapai penjualan terbaik dan namanya makin dikenal. Hingga sekarang, dia adalah penulis yang tengah naik daun. Undangan menulis kerap dipenuhi. Jika ada waktu luang, sebisa mungkin dimanfaatkan untuk menulis. Makanya ia menepi ke kafe-kafe. Mencari suasana yang tenang untuk menulis.
“Berarti kamu udah kaya sekarang?” Laras hanya tertawa menyahuti pertanyaanku.
“Aku masih menggarap proyek yang mahal,” jawabnya setelah menerawang beberapa saat.
“Benarkah? Aku boleh ikut?” tanyaku karena merasa masih kekurangan uang.
“Tentu saja boleh, setiap orang boleh ikut,” jawabannya membuatku makin penasaran.
“Proyek ini adalah tabungan kita nanti di surga. Sebagai penulis, tidak boleh menulis sesuka hati. Bayangkan jika kamu menulis yang tidak baik, lalu banyak yang terpengaruh karena tulisan itu,” aku bergidik membayangkan kalimat Laras.
“Namun jika kamu menulis yang baik, orang akan terikut dalam melakukan kebaikan. Jadi proyek selanjutnya adalah menulis perihal keislaman di blog SilkHeart. Aku lagi cari penulis tetap yang mengisi blog itu. Memang disediakan honor, tapi tidak banyak,” katanya sambil memandangku lekat.
“Aku mau. Aku juga ingin kaya di surga nanti,” ucapku.
Kami membuat kesepakatan. Aku tidak sabar melihat tulisan pertamaku tayang di media milik penulis ternama. Aku juga masih membujuk Laras untuk mengenalkan SilkHeart yang sesungguhnya pada teman-teman. Ia menolak. Katanya suatu saat nanti mereka akan tahu.
***
Angin malam bergelayut manja. Aku yang tengah mencari inspirasi menulis tak juga menemukannya. Sudah dua kali tulisanku mengisi blog Laras. Berbagai respon positif muncul. Beberapa kali teman satu kelas menanyakan perihal kemulusan tulisanku bisa hadir di sana. Aku memang menggunakan nama asli untuk menulis. Namun Laras melarang aku untuk menceritakan yang sesungguhnya. “Katakan saja kamu melalui proses seleksi yang disediakan SilkHeart,” pintanya suatu hari. Hatiku sungguh tidak tenang. Tiba-tiba ponselku berbunyi dari panggilan tanpa nama.
“Laras tengah terbaring di rumah sakit pelita hati karena kecelakaan,” ujar seorang lelaki di seberang sana. Seketika aku menyambar jaket dan menghidupkan mesin sepeda motor. Tak kuindahkan lagi ancaman angin malam yang menusuk tulang-tulangku.
“To-llong lan-jut-kan blog ii-ttu,” hanya itu pesan Laras sebelum mengembuskan napas terakhir. 
Satu bulan kemudian.
Buku bersampul merah muda kini berada dalam genggaman masing-masing insan di kelas kami. Laras yang memberikannya dari surga. Mungkin ia tahu, hidupnya akan berakhir. Sehingga setiap orang di kelas kami diberikan sebuah buku. Mereka tertunduk sembari menahan air mata. Al Fatihah dikirimkan pada almarhumah, tak lupa permintaan maaf mereka. Buku itu berisi biografi Laras, berikut nama asli dari SilkHeart. Buku yang mampu menembus jutaan pembaca. Uang penjualan buku tersebut sudah diamanahkan Laras untuk disumbangkan pada panti asuhan. Sesuai cita-citanya, Laras sudah punya tabungan cukup untuk menjadi kaya di surga nanti.
Biodata Penulis
Geti Oktaria Pulungan lahir di Padangsidimpuan, 30 Oktober 1991. Merupakan seorang tenaga pendidik. Jejak menulis : Juara 1 Lomba Menulis Jurnalistik Diskominfo Kota Padangsidimpuan (2019), Juara 3 Menulis Artikel Salimah Sumut (2019), Juara 3 Cipta Cerpen Tingkat Nasional oleh HMJ Tadris Biologi UIN Antasari Banjarmasin (2019), Pemenang harapan kategori B LMC Green Pen Award (2014), Juara 3 Event Cerpen Banyuwangi Tourism (2019), Pemenang utama lomba menulis FIMELA (2019), sepuluh peserta terpilih Sayembara Menulis Cerpen Lika-Liku Pernikahan (2019), kontributor lomba menulis cerpen horor penerbit Hanami (2019), karya unggulan Lomba Cipta Cerpen Cinta Bumi (2019), Sebuku bersama Sapardi Djoko Damono (2019). Cerpennya dimuat di Analisa dan Waspada. Kakak dan Celengan Ayam (Padang Ekspres, 2019) dan Tangis Keramba Opung (Kompas, 2019) merupakan cernak yang dimuat di media.
Alamat e-mail : ghea_niz@yahoo.com
Alamat : Desa Sidapdap Simanosor, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Nomor kontak : 082167851731

Terlanjur Cinta

"Baca Buku"
@nc-yaningsih


Hari-hari ku Penuh keceriaan
Akan hadirnya sosokmu
Indah dalam kehidupan ini
Dan temaniku dalam kesendirian
Angan-angan yang selalu terbayang
Raut wajah manismu
Bagaikan pangeran idaman
Raga dan jiwa ini
Adalah milik Allah tapi cinta ini 
Milik mu seutuhnya
Ukiran kata cinta terpahat di dalam 
Hati dan snubari
Aliran nafas ku inilah yang menjadikan saksi cinta tulusku

Minggon Jati Pesatkan Perekonomian Daerah

Wisata Halal Beraroma Tradisional (Minggon Jatinan) Menjadi Potensi Besar Dalam Kemajuan Ekonomi Bangsa 
Oleh: IMARO SIDQI


Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional Indonesia. Arief Yahya selaku menteri Pariwisata Republik Indonesia menjelaskan bahwa sektor pariwisata pada tahun 2015 mencapai 4% dengan devisa Rp 155 triliun, penciptaan lapangan kerja 11,3 juta orang; pada tahun 2016 mampu berkonstribusi 5% dengan devisa Rp 172 triliun, penciptaan lapangan kerja 11,7 juta orang, serta kunjungan wisatawan mencanegara sebanyak 12 juta orang; Pada tahun 2019 diharuskan dapat berkontribusi pada PDB nasional sebesar 8% dengan besaran devisa Rp 240 triliun, penciptaan lapangan kerja untuk 13 juta orang, dan kunjungan wisatawan mencanegara sebanyak 20 juta wisman. Data tersebut menjadi bukti bahwa optimisme pembangunan di sektor pariwisata begitu besar.
Seiring dengan perkembangan zaman di dunia, menandakan bahwa technological sophistication (kecanggian teknologi) sudah berlaku umum dalam pandangan masyarakat. Namun diluar itu, dunia kepariwisataan juga menjadi sorotan oleh banyak orang. Tren yang saat ini menjadi sorotannya yaitu pariwisata halal (halal tourism) menjadi sebuah perbincangan dan program yang diseriusi oleh sejumlah Negara. Tren ini, dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat bahwa pada nantinya wisata halal tersebut bisa menjadi potensi yang sangat besar terhadap produk halal yang terus meningkat, dengan menggabungkan konsep wisata dan nilai-nilai ke-Islaman.
Begitu besar kebutuhan produk dan jasa halal di Dunia maupun di Indonesia, sementara kebutuhan produk halal tidak hanya terbatas pada sektor industri makanan, ekonomi, fashion, keuangan, pendidikan dan seni saja. Wisata halal menjadi jawaban yang diyakinkan dapat mengembangkan peradaban perkonomian di Indonesia. Walaupun, Saat ini Indonesia masih tertinggal jauh dengan beberapa Negara tetangga, sebagaimana contoh Malaysia yang sudah puluhan tahun lalu menerapkan jaminan halal. Akan tetapi, lambat laun perkembangan industri halal di Indonesia terus meningkat. Di sektor wisata halal, Indonesia berhasil merebut tiga gelar dalam World’s Best Halal di Abu Dabhi, Uni Emirat Arab, Oktober 2015 lalu. Lalu potensi tersebut berkolaborasi dengan banyaknya penduduk muslim di Indonesia yang menjadi mayoritas hingga termasuk negara berkategori muslim terbesar di dunia dengan jumlah 209,1 juta jiwa atau 87,2% (BPS, 2016). Kedua potensi ini menjadi peluang kemajuan perekonomian di Indonesia.
Wisata halal merupakan wisata budaya yang mengedepankan nilai-nilai dan norma syariat Islam sebagai landasan dasarnya. Sebagai terobosan baru industri wisata halal ini harus mempunyai cover dan konsep dalam pengembangan hingga pelaksanannya secara komprehensif terkait kolaborasi nilai-niai ke-Islaman yang disematkan di dalam kegiatan pariwisata. Wisatawan muslim merupakan wisatawan terbesar di Indonesia, konsep wisata ini menjadi jawaban akan besarnya untapped market yang belum tersentuh dengan maksimal. Maka dengan ini, Indonesia bisa menjadi ladang pariwisata terbesar atau terlaris di Dunia, sehingga dengan ini dapat memberikan konstribusi ekonomi yang cukup signifikan bagi pelaku yang terlibat didalamnya. 
Beriringan dengan kebijakan pemerintah, program wisata halal di Indonesia sedang giat dilaksanakan diberbagai daerah. Salah satunya yaitu terdapat pada Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah mempunyai program bernama Minggon Jatinan. Minggon Jatinan merupakan produk wisata pada hari minggu yang kemasannya menampilkan kuliner tradisional khas Batang yang langka dan suasana sejuk hutan kota yang konsepnya ditata sebagai destinasi wisata halal (halal tourism). Menariknya, wisata tersebut terdapat 27 varian jajanan produksi usaha kecil menengah, di antaranya pecel-pecelan, godog-godogan, jamu, kopi, nasi liwet sangit, nasi jagung sampai serabi kalibeluk. Semuanya disajikan di atas bale bambu atau lincak, kreweng (alat tukar untuk digunakan untuk jual beli) dan mempetahankan bahan-bahan baku yang alami. Tak hanya itu, pasar Minggon Jatinan juga menyajikan “Kampung Dolanan’’ dengan beragam permainan tradisional yang mengedukasi seperti egrang, bakiak dan ekuan yaitu perlombaan memakai saling, baju dan kain sarung kemudian berlari secepat mungkin yang membuat banyak pengunjung penasaran untuk mencobanya. Wihaji selaku Bupati Batang mengatakan, Minggon Jatinan merupakan salah satu program untuk mendukung Visit to Batang pada tahun 2022 sebagai surganya Asia untuk back to nature (kembali ke alam) artinya bahwa wisata ini menjadi daya tarik tersendiri oleh masyarakat untuk menikmati wisata yang bernuansa tradisional berkolaborasi dengan alam. Hal ini, merupakan sebuah konsep wisata halal yang menjadi peluang dan inspirasi untuk diteruskan oleh beberapa daerah-daerah yang mempunyai ciri khas atau keunikan tersendiri. 
Berbicara mengenai wisata Minggon Jatinan juga berbicara mengenai pluralitas keragaman yang dimiliki Indonesia. Karena sejatinya wisata tersebut mengandalkan berbagai macam makanan, pemandangan, hingga permainan anak kecil khas Batang. Hal ini tentunya menjadi salah satu prospek wisata yang akan berpotensi a favorite travel by the world (wisata yang digemari oleh dunia) dan juga dapat menjadi the most unique tourist attraction in the world (wisata paling unik di dunia) menjadi sebuah terobosan baru pariwisata di Indonesia. Minggon Jatinan ini sudah menjadi banyak pembicaraan oleh publik, namun perlu adanya sebuah pengembangan menajemen, pemasaran, sosialisasi hingga bersertifikasi agar mudah untuk dikembangkan kedepannya. Wisata ini dapat menjadi sebuah proyek besar oleh pemerintah Kabupaten Batang sebagai wisata unik yang diintegrasikan secara tradisional  berkonsep halal tourism.
Solusi pengembangan, yang pertama, menyosialisakan secara terbuka dengan pemerintah pusat untuk dikembangkan menjadi wisata basis tradisional yang modern dengan mempublikasikan dengan bekerjasama bersama media-media, sehingga dapat diketahui banyak orang agar dapat menjadi acuan masyarakat dalam kebutuhan pangan maupun hiburan dan dapat menjadi inspirasi dari daerah-daerah lainnya untuk dapat mengembangkan dalam lingkup yang sama. Kedua, mengesahkan label halal dengan bersertifikat MUI bahwa produk yang disajikan benar-benar berkualitas dan tidak bertentangan dengan norma-norma dalam ajaran Islam. Solusi ini setidaknya disertai dengan niat dan kerja keras oleh masyarakat agar dapat meningkatkan peluang berbisnis dalam dunia pariwisata. Minggon Jatinan ini menjadi sebuah rekomendasi yang dapat memunculkan kader-kader baru dari daerah-daerah tetangga hingga daerah yang jauh.

Tanpamu, Nafas Tak Mampu Lagi Untuk Berhembus

“Rindu-Nya”
@nc-Yaningsih


Kaki serasa tak sanggup berjlaan
Tangan tak mampu menggores kata
Mata seakan tak ingin menoleh
Dan hari tak sanggup tertawa
Pagi seakan berlalu begitu saja, dengan malam
Sunyi hampa tanpamu
Hari seakaan mati tanpa darah mengaliri
Fikirku tak tertuju
Akan hadir orang lain di hadapanku
Hatiku tak merelakan kepergian diri-Nya bersama mu
Serasa ingin ku tancapkan serpihan kaca
Dalam helaian urat nadiku
Untuk mengakhiri nafas panjang
Yang ku hembuskan tanpa kehadiranmu
Tuk obati lara hati akan kerinduan Sosok-MU

Banjir di Perayaan Tahun Baru

Problematika Banjir
Oleh : Rian Nur Diansyah


Pendahuluan 
Tahun baru, dimana masyarakat merayakan akan kedatangannya. Kedatangannya selalu dinanti-nanti oleh masyarakat, sampai mereka rela menunggu hingga pukul 24:00 WIB demi merayakan pergantian tahun. Namun sayangnya tahun baru kali ini (2020) , setelah malam perayaaan terjadilah sebuah bencana banjir di Jabodetabek. Banjir tersebut bukanlah banjir biasa seperti tahun sebelumnya, banjir kali ini sangat parah. Banjir tersebut tersebar luas didaerah jakarta dan sekitarnya. 
Bencana Banjir
Bencana ini biasanya berupa sebuah genangan air yang terjadi pada lahan kering, misalnya pada lahan pemukiman warga. Di Indonesia sendiri banjir sudah terjadi sejak tahun 1959. Pada saat itu pun penduduk masih relative sedikit. Lain dari itu curah hujan yang tinggi tak luput juga dari faktor terjadinya banjir. Curah hujan yang tinggi tersebut biasanya terjadi selama musim hujan seperti bulan Januari-Februari. (Rosyidie, 2013)   
Penyebab Banjir 
Banjir sendiri berdasar pada pengamatan, bisa terjadi karena adanya sebab dari dua faktor. Faktor tersebut ialah banjir akibat alami dan banjir yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. 
Banjir secara alami disebabkan oleh:
Curah Hujan
Pengaruh Fisiografi
Erosi dan Sedimentasi
Kapasitas Sungai
Kapasitas Drainase yang tidak memadai
Pengaruh air pasang
Banjir akibat aktivitas manusia disebabkan oleh:
Perubahan kondisi DAS (Daerah Aliran Sungai)
Kawasan kumuh dan Sampah
Drainasi lahan
Kerusakan bangunan pengendali air
Perencanaan sistim pengendalian banjir tidak tepat
Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami) (Sebastian, 2008)
Dampak Banjir 
Banjir ini menimbulkan dampak yang sangat jelas bagi daerah yang terkena. Dampak tersebut bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti halnya pada daerah perkotaan terlihat pemukiman yang tergenang membuat aktivitas terganggu, yang di desa pun jika terkena juga tak jauh berbeda seperti sawah mereka yang terkena terjangan banjir sungai yang meluap disekitarnya. Banjir juga ketika menerjang suatu wilayah bisa menimbulkan kerusakan dan menghanyutkan rumah ataupun barang, bahkan sampai ada orang ikut hanyut jika banjir tersebut banjir bandang. 
Dampak secara tidak langsung dapat dirasakan seperti halnya sekolah diliburkan, harga kebutuhan pokok meningkat dan kadang-kadang bisa sampai ada yang meninggal dunia. Dampak banjir memang begitu terasa meski tidak sebesar dampak tsunami dan bencana lain yang lebih besar. Seperti yang sudah disebutkan kerugian dari banjir ini bisa terjadi secara fisik dan non-fisik. (Rosyidie, 2013)
Cara Pengendalian Bahaya Banjir
Perbaikan Saluran dan Perlindungan Vegetasi
Konstruksi Bendungan/Tanggul yang Aman
Partsipasi Aktif Masyarakat
Langkah-langkah dan Rencana (Sebastian, 2008)
Upaya Mitigasi Bencana Banjir (Terutama Banjir Bandang)
Adanya Sistim Peringatan Dini
Identifikasi Zona Bahaya 
Kesiapsiagaan Masyarakat (Adi, 2013)
Kesimpulan:
Permasalahn banjir yang terjadi di Indonesia memang belum usai juga. Permasalahan tersebut terjadi bukan tanpa alasan, tetapi memang ada sebab yang bisa memungkinkan terjadinya banjir. Mulai dari faktor secara alami maupun secara  tidak alami atau akibat ulah manusia seperti kurang pedulinya terhadap lingkungan. Maka dari itu perlu ditanamkan dalam diri kita bagimana cara kita berpartisipasi dalam menjaga sistim dan siklus kehidupan yang terjadi. Paling tidak kita harus bisa ikut menyeimbangkan kehidupan kita dengan alam, seperti kita melestarikan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan sebagainya. 
Select Menu