Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

Cute

Travel

Kota

Portfolio

Feature

» » Banjir di Perayaan Tahun Baru

Problematika Banjir
Oleh : Rian Nur Diansyah


Pendahuluan 
Tahun baru, dimana masyarakat merayakan akan kedatangannya. Kedatangannya selalu dinanti-nanti oleh masyarakat, sampai mereka rela menunggu hingga pukul 24:00 WIB demi merayakan pergantian tahun. Namun sayangnya tahun baru kali ini (2020) , setelah malam perayaaan terjadilah sebuah bencana banjir di Jabodetabek. Banjir tersebut bukanlah banjir biasa seperti tahun sebelumnya, banjir kali ini sangat parah. Banjir tersebut tersebar luas didaerah jakarta dan sekitarnya. 
Bencana Banjir
Bencana ini biasanya berupa sebuah genangan air yang terjadi pada lahan kering, misalnya pada lahan pemukiman warga. Di Indonesia sendiri banjir sudah terjadi sejak tahun 1959. Pada saat itu pun penduduk masih relative sedikit. Lain dari itu curah hujan yang tinggi tak luput juga dari faktor terjadinya banjir. Curah hujan yang tinggi tersebut biasanya terjadi selama musim hujan seperti bulan Januari-Februari. (Rosyidie, 2013)   
Penyebab Banjir 
Banjir sendiri berdasar pada pengamatan, bisa terjadi karena adanya sebab dari dua faktor. Faktor tersebut ialah banjir akibat alami dan banjir yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. 
Banjir secara alami disebabkan oleh:
Curah Hujan
Pengaruh Fisiografi
Erosi dan Sedimentasi
Kapasitas Sungai
Kapasitas Drainase yang tidak memadai
Pengaruh air pasang
Banjir akibat aktivitas manusia disebabkan oleh:
Perubahan kondisi DAS (Daerah Aliran Sungai)
Kawasan kumuh dan Sampah
Drainasi lahan
Kerusakan bangunan pengendali air
Perencanaan sistim pengendalian banjir tidak tepat
Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami) (Sebastian, 2008)
Dampak Banjir 
Banjir ini menimbulkan dampak yang sangat jelas bagi daerah yang terkena. Dampak tersebut bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti halnya pada daerah perkotaan terlihat pemukiman yang tergenang membuat aktivitas terganggu, yang di desa pun jika terkena juga tak jauh berbeda seperti sawah mereka yang terkena terjangan banjir sungai yang meluap disekitarnya. Banjir juga ketika menerjang suatu wilayah bisa menimbulkan kerusakan dan menghanyutkan rumah ataupun barang, bahkan sampai ada orang ikut hanyut jika banjir tersebut banjir bandang. 
Dampak secara tidak langsung dapat dirasakan seperti halnya sekolah diliburkan, harga kebutuhan pokok meningkat dan kadang-kadang bisa sampai ada yang meninggal dunia. Dampak banjir memang begitu terasa meski tidak sebesar dampak tsunami dan bencana lain yang lebih besar. Seperti yang sudah disebutkan kerugian dari banjir ini bisa terjadi secara fisik dan non-fisik. (Rosyidie, 2013)
Cara Pengendalian Bahaya Banjir
Perbaikan Saluran dan Perlindungan Vegetasi
Konstruksi Bendungan/Tanggul yang Aman
Partsipasi Aktif Masyarakat
Langkah-langkah dan Rencana (Sebastian, 2008)
Upaya Mitigasi Bencana Banjir (Terutama Banjir Bandang)
Adanya Sistim Peringatan Dini
Identifikasi Zona Bahaya 
Kesiapsiagaan Masyarakat (Adi, 2013)
Kesimpulan:
Permasalahn banjir yang terjadi di Indonesia memang belum usai juga. Permasalahan tersebut terjadi bukan tanpa alasan, tetapi memang ada sebab yang bisa memungkinkan terjadinya banjir. Mulai dari faktor secara alami maupun secara  tidak alami atau akibat ulah manusia seperti kurang pedulinya terhadap lingkungan. Maka dari itu perlu ditanamkan dalam diri kita bagimana cara kita berpartisipasi dalam menjaga sistim dan siklus kehidupan yang terjadi. Paling tidak kita harus bisa ikut menyeimbangkan kehidupan kita dengan alam, seperti kita melestarikan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan sebagainya. 

mahfudz

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu