PEKALONGAN - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menyelenggarakan upacara dan diskusi kebangsaan bersama Gus Nif di Taman Makam Pahlawan Prawirareksanegara, Senin (17/08).
Ormawa fakultas syariah dikumpulkan untuk mengikuti upacara dalam rangka peringatan kemerdekaan. Upacara siap dimulai. Sekitar enam puluhan mahasiswa berdiri di depan monumen bambu juang pada pukul 14.30 WIB. Upacara dipimpin oleh Arfan, Yulia sebagai dirijen, Dian sebagai MC, dan Pak Pardi sebagai penjaga makam juga ikut memberikan sambutan.
Upacara telah usai dilanjutkan dengan diskusi kebangsaan setelah sholat ashar. Diskusi ini mengundang KH. Zimam Hanifunnusuk (Gus Nif) sebagai pemantik. Beliau seorang ulama yang paham dengan politik dan sejarah. Selain itu, beliau juga memiliki jiwa nasionalis dibuktikan dengan beliau menjadi Ketua Anggota dari Pengurus Pusat Ansor, juga bagian dari Laskar Merah Putih, Cyber NKRI, Fatwa Kebangsaan, dan sebagai Pengurus Majelis Asy-Syarifiah Pusat.
"Sebagai mahasiswa syariah tentu harus memiliki jiwa nasionalis dengan memasukkan basic-basic ulama dan pahlawan muslim jaman dahulu. Itulah mengapa saya memilih Gus Nif sebagai pemantik. Beliau paham ulama dan sejarah pahlawan muslim terdahulu", pungkas Bahkiar.
Acara bertemakan "Totalitas Mahasiswa dalam Berkontribusi untuk Bangsa dan Negara" ini, memberikan kesan positif bagi peserta. Seperti yang diungkap oleh Sepsy, "dengan adanya acara ini, saya pribadi alhamdulillah rasa nasionalisme menjadi lebih tergugah. Karena saya jadi mengingat jerih payah para pahlawan kita yg melawan penjajah untuk kemerdekaan RI. Walaupun pandemi covid tetapi kita tetap melaksanakan upacara dan doa bersama untuk mendoakan para pahlawan".
Alasan memilih tema tersebut, karena akhir-akhir ini peringatan kemerdekaan dari mahasiswa fakultas masih sekedar pamflet ucapan. Maka dari itu, Riril Widi Handoko selaku ketua panitia berinisiatif mengadakan acara diskusi kebangsaan.
"Acara ini sebagai bukti nyata pergerakan mahasiswa untuk meningkatkan dan mengaktualisasikan peringatan kemerdekaan. Juga untuk mengingat perjuangan pahlawan dengan refleksi. Aksi kita tidak hanya sebatas pamflet, tapi kita berdiskusi", ungkap Riril.
Diskusi ini menjadi refleksi bagi mahasiswa agar bisa berkontribusi untuk negara. Untuk itu, Gus Nif juga menuturkan kepada mahasiswa untuk melawan hoaks, harus mencari sumber validnya. Sebagai mahasiswa jangan terbawa arus hoaks. Mahasiswa harus bisa membedakan mana yang politik mana yang agama. Begitu penuturan beliau seputar peran yang bisa dilakukan mahasiswa untuk pertahanan kebangsaan.
Di samping itu, acara ini juga mendapat saran dari peserta.
"Menurut pribadi, tema acaranya sudah baik. Namun, suasana acara kurang greget. Coba kerja sama dengan ormawa agar saat acara bisa menampilkan karya seni per masing-masing ormawa. Juga nantinya sinergi antara ormawa terjalin guyub rukun", ujar Yusril.
Walaupun di tengah pandemi, acara ini sudah mendapatkan ijin dari penjaga makam. Semua peserta diwajibkan memakai masker dan taat protokol kesehatan. Dengan adanya acara ini diharapkan mahasiswa syariah dapat lebih meningkatkan kecintaannya terhadap Tanah Air Indonesia.
"Dari DEMA-F berterimakasih atas partisipasinya ormawa syariah. Apa yang dilakukan kita hari ini semoga bisa diambil hikmahnya baik dari upacara peringatan maupun diskusi tersebut", ujar Bahkiar.
Tidak ada komentar