Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Desktop

Chat

Bookmarks

User

Mail

Videos

Contact

Mobile

Archive

Racing

Cute

Travel

Kota

Portfolio

Feature

Roda Pergerakan Rayon Syari'ah

Sukses RTAR, Rayon Syariah Pilih Marko Lanjutkan Pergerakan 


 WONOPRINGGO — PMII Rayon Syariah IAIN Pekalongan suskes melaksanakan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-11 di Gedung MWC NU Wonopringgo, Minggu (28/06).

Di era new normal ini, Rayon Syariah berhasil menjalankan satu periode kepengurusannya dalam sebuah forum pertanggungjawaban yang diikuti oleh Almapaba PMII Rayon Syariah 2019. Seluruh fungsionaris berkumpul pada masa akhir periode kepengurusan dan melakukan evaluasi periode kemarin. Forum ini dinamakan RTAR yang saat ini merupakan RTAR ke-11. 

Acara dimulai pukul 09.30 WIB, diisi dengan pembukaan serta sambutan-sambutan. Pada acara pembukaan ini diisi oleh Sahabat Fa'iq selaku ketua panitia, Sahabat Murtadho Zuhdi selaku ketua Rayon, serta Sahabat Ikhsan Jamaluddin (Pengurus Cabang) sebagai simbolis pembukaan. 

"Rayon Syariah itu rayon tertua di PMII Komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan, sehingga sudah semestinya menjadi panutan bagi rayon-rayon lain. Hari ini rayon syariah telah membuktikan, roda pergerakan dari tahun sebelumnya sudah maju sedikit lebih banyak dari periode sebelumnya dan patut diacungkan jempol kiri," begitu penuturan Sahabat Ikhsan Jamaluddin saat sambutan. Rayon syariah diharapkan juga harus menggerakkan roda kepengurusan yang lebih baik lagi, lebih progresif, lebih masif dan dapat menciptakan kader-kader yang militan. 

Acara dilanjutkan dengan Sidang Pleno I membahas tentang tata tertib persidangan. Sahabat Fajar selaku ketua presidium, Sahabat Mukhtar sebagai anggota presidium, dan Sahabati Ihza sebagai sekretaris presidium. Untuk sementara waktu mereka yang memimpin jalannya sidang. 

Setelah tercapainya kesepakatan aturan sidang, terpilihlah presidium tetap menggantikan presidium sementara. Ketua presidium oleh Sahabat Riril, sekretaris oleh Sahabati Sabira, dan anggota presidiumnya ialah Sahabat Afsa. Mereka mengawal jalannya persidangan sampai akhir. Lanjutan dari sidang pleno I adalah sidang pleno II membahas LPJ dan evaluasi, dilanjutkan sidang pleno III membagi komisi A dan komisi B, kemudian dilanjutkan sidang pleno IV membahas tata tertib pemilihan ketua rayon.

Pada sidang pleno IV ini, dipimpin oleh Sahabat Khilan Adi sebagai ketua presidium, Sahabat Mucharom sebagai sekretaris, dan Sahabat Ilzam sebagai anggotanya. Adapun bakal calon yang telah disiapkan di antaranya, Sahabat Hilmi, Sahabat Mukhtar, Sahabat Fajar, dan Sahabati Ihza. Ke empat bakal calon ini menjalani proses pemenuhan persyaratan sebagai calon ketua rayon. Satu per satu gugur hingga tersisa dua bakal calon ketua rayon yaitu Sahabat Hilmi dan Sahabat Mukhtar. 

Melihat militansi mereka berdua terhadap Rayon Syariah sama-sama besar. Sesuai dengan tema RTAR ke-11 ini yaitu "Melanjutkan Roda Pergerakan Untuk Menuai Militansi Kaderisasi". Pasalnya mereka berdua merupakan jebolan dari Biro Kaderisasi. Tidak diragukan lagi semangatnya dalam melanjutkan roda pergerakan Rayon Syariah. 

Dengan melewati berbagai metode pemilihan mulai dari musyawarah mufakat sampai lobying pun belum muncul titik temu siapa yang menjadi ketua rayon. Suara dua kubu masih terdengar menguatkan masing-masing jagoannya. Akhirnya tahap pemilihan dilakukan dengan sistem voting. 

Dini hari (Senin, 29/06), dilakukan penghitungan suara dan berhasil menemukan titik temu. Tepat pukul 03.00 WIB, dari perhitungan tersebut terpilihlah mandataris Ketua Rayon Syariah Periode 2020/2021 yaitu Sahabat M. Mukhtar Maulana dengan perolehan suara sejumlah 22 suara, unggul dari Sahabat Hilmi yang memperoleh suara sejumlah 17 suara, serta golput sejumlah 3 suara. Seluruh keluarga besar Rayon Syariah menuai harapan dari ketua rayon yang baru. Sahabat Mukhtar yang akrab sebutannya dengan Marko menjadi ujung tombak pergerakan Rayon Syariah.

Rangkaian acara telah usai setelah terpilihnya ketua rayon baru, dilanjutkan dengan acara penutupan. Pada kesempatan ini, Sahabat Wisnu Wardana dapat melakukan sambutan di depan seluruh peserta RTAR Rayon Syariah.

"Untuk ketua yang terpilih, jadikan momen ini sebagai momen pembelajaran karena tidak semuanya seberuntung Sahabat Mukhtar. Jadikan ini sebagai triger buat Sahabat Mukhtar. Harapanya di tahun yang akan datang, Rayon Syariah akan lebih baik lagi. Jangan sampai rekomendasi-rekomendasi ini menjadi tulisan-tulisan saja. Marilah kita berpegang teguh dalam Islam ahlussunah wal jama'ah dan nilai-nilai dalam PMII", tutur harapan dari Sahabat Wisnu.

Raungan Mahasiswa Penuntut UKT Terbayar

Tuntutan Mahasiswa Diterima Pimpinan IAIN Pekalongan


PEKALONGAN, KOJAHAN.ONLINE — Puluhan mahasiswa berdemo di depan kantor rektorat IAIN Pekalongan, suarakan aspirasi dengan jas almamater dan masker, Senin (22/6).

Pantauan Kojahan, aksi mahasiswa ini berjalan dengan lancar tanpa diwarnai kericuhan, sebab kemarin ada kesepakatan para mahasiswa siapa saja yang akan menyampaikan aspirasi kita dengan pihak rektorat.

"Kemarin kita sepakati pada konsolidasi #iain pekalongan memanggil jilid II Kamis (18/06). Dan kami juga ingin menyampaikan empat tuntutan," tutur Korlap Ahmad Wahib Maulana kepada kojahan, Senin (22/06)

Wahib merinci empat tuntutan yang telah disepakati mahasiswa. Pertama, meminta pengurangan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 15%. Kedua, para mahasiswa ini juga menuntut subsidi kuota data selama 1 semester. Ketiga, akomodir banding UKT melibatkan SEMA Fakultas. Keempat, menerima aspirasi mahasiswa mengenai sistem pembelajaran daring.

Selain itu, mahasiswa juga menginginkan  rektor agar berada di barisan mahasiswa untuk menyuarakan realisasi Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1195 Tahun 2019 tentang UKT pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di Kemenag tahun 2020-2021.

"Hasil kesepakatan hari ini pemotongan UKT sebesar 15% dianggap paling pas dan paling tinggi, sebab kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan yang lain," jelas Wahib.

Meski pengurangan UKT sebesar 15% tersebut, menurut Wahib, belum bisa memuaskan mahasiswa, namun pihaknya memahami kebutuhan kampus saat ini di tengah menghadapi Pandemi COVID-19.

"UKT tidak digunakan untuk mahasiswa saja, tapi juga untuk menunjang fasilitas pembelajaran. Pemotongan 100% pun rektor menyanggupi akan tetapi nantinya berdampak pada kampus kita sendiri", terang Wahib.

Selepas Wahib dan perwakilan mahasiswa melakukan audiensi di Ruang Sidang Lantai 3 kantor rektorat, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan, Dr. H. Ade Dedi Rohyana, M. Ag., mengatakan bahwa pihaknya sudah menemui perwakilan mahasiswa.

"Hasilnya ada 4 poin, UKT dipotong 15 persen, nanti kita juga akan mengulurkan SE baru untuk mahasiswa," papar Ade.

Sedangkan berdasarkan KMA, bagi mahasiswa yang keberatan UKT, menurut Ade tinggal mengajukan saja melalui online. Sebab, yang mengajukan pasti diterima asal memenuhi persyaratan.

"Syarat KMA begitu, mengajukan saja lewat online. Sebab, ada yang merasa mampu dan tidak mengajukan. Tapi kalau mengajukan pasti diterima asal memenuhi persyaratan," pungkas Ade.

Menuju Aksi Ke-2

Tindak Lanjut Aksi Tuntut UKT


KAJEN - Aksi #IAIN Pekalongan memanggil aliansi mahasiswa segera digelar. Agenda aksi tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Senin (22/06) di depan Gedung Rektor IAIN Pekalongan.

Aksi ini masih memerlukan konsolidasi  lantaran pihak koordinator perlu menggerakkan hati nurani sejumlah massa agar andil dalam aksi. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Koordinator umum aksi #IAIN Pekalongan, Ahmad Wahib Maulana. Ia menuturkan bahwa melancarkan aksi tersebut masih berkaitan dengan konsolidasi yang sebelumnya.

"Hari ini kita memahamkan kembali kepada aliansi ormawa karena konsolidasi kemarin belum sepenuhnya memahamkan," kata Wahib dilansir dari Kojahan, Kamis (18/06), "kita akan konsolidasi ulang dengan beberapa ormawa dulu." 

Hal tersebut menjadi bukti bahwa mahasiswa masih memegang teguh idealisme mereka. Mereka lebih mengedepankan pemahaman tuntutan yang akan disampaikan daripada melakukan aksi dengan terjun langsung ke lapangan. Padahal di situ juga mereka akan memperjuangkan haknya, bukan sekadar numpang eksis, gaya-gaya buat instastory. Status mahasiswa mereka perlu dipertanyakan, mana yang katanya mahasiswa agent of changes, marilah kita buat gebrakan demi perubahan dan kurangi rebahan. 

"Kita bisa membuktikan, bahwa idealisme mahasiswa masih terjaga. Kita tidak srugal srugul dalam melakukan aksi ini," lanjut Wahib.

Konsolidasi UKT Masa Pandemi

MERASA DIPERMAINKAN, MAHASISWA IAIN PEKALONGAN LAKUKAN KONSOLIDASI AKBAR


KAJEN – Aliansi mahasiswa IAIN Pekalongan berkumpul di Depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dalam rangka menggugat kembali Pimpinan IAIN Pekalongan, Rabu (17/6).

Mulut akan bungkam dan hati akan tenang jika seluruh hak mahasiswa IAIN Pekalongan telah terpenuhi. Wajar saja jika sampai saat ini mahasiswa tidak mau diam lantaran mereka sedang dipermainkan. Seluruh mahasiswa mendapatkan keganjanlan dalam SK Rektor No. 350 Tahun 2020 Tentang Mekanisme Keringanan UKT Bagi Mahasiswa IAIN Pekalongan Atas Dampak Bencana Wabah Covid-19 yang keluar baru tadi siang. Pada surat tersebut tertuliskan bahwa mahasiswa yang ingin mengajukan keringanan UKT harus memenuhi persyaratan. Ditambah besaran pemotongan UKT masih sama dengan SK Kemenag RI No. 515 Tahun 2020 yaitu sebesar 10%. Jelas mayoritas mahasiswa IAIN Pekalongan bertanya-tanya mengapa harus 10% dan mengapa pengajuan keringanan UKT tetap bersyarat yang tidak semua mahasiswa dapat memenuhi persyaratan tersebut.

Sore tadi, aliansi mahasiswa berhasil mengumpulkan puluhan massa dari sepuluh ribu jumlah mahasiswa IAIN Pekalongan. Sekitar tujuh puluhan mahasiswa telah hadir memenuhi undangan yang sebelumnya disebarkan pada malam harinya. Tepat pukul 14.30, Rifki Maulana mengambil alih massa dan mulai menyampaikan maksud seluruh aliansi mahasiswa dikumpulkan. Tujuannya agar mereka mengetahui terlebih dahulu esensi dari aksi yang akan digerakkan pada Senin atau Selasa yang akan datang. Seluruh massa diberikan pengarahan poin-poin apa saja yang akan menjadi kesepakatan bersama. 

Puluhan mahasiswa yang hadir datang mewakili atas nama ormawa masing-masing, baik ormawa institut maupun fakultas. Bahkan ada beberapa mahasiswa umum yang ikut hadir atas panggilan tersebut karena ingin memperjuangkan hak mereka. Bapak Wakil Rektor I juga ikut memantau jalannya konsolidasi mahasiswa bersama sejumlah orang keamanan dari kampus Kajen. Pejabat tinggi ormawa IAIN Pekalongan yang langsung mengkoordinir mahasiswa, antara lain Heru Sunarko (Ketua SEMA-Institut), Wahib Ahmad (Ketua DEMA-Institut), dan para ketua ormawa Institut lainnya.

Perkumpulan ini mulai membahas kesepakatan bersama yang dipimpin oleh Rifki Maulana selaku moderator. Sebelumnya perwakilan dari ormawa institut, ormawa fakultas maupun dari mahasiswa umum menandatangani kertas bermaterai yang nantinya akan berisi kesepakatan. Adapun poin-poin tuntutan yang telah disepakati, antara lain meminta penjelasan secara terperinci dari mana asalnya angka 10% dalam SK Keringanan UKT, mahasiswa harus ikut merumuskan potongan UKT mahasiswa, perkuliahan harus difungsikan dengan sebenar-benarnya baik dari dosen maupun mahasiswa dapat bekerja sama, dan akibat perkuliahan kembali didaringkan maka semester depan Pimpinan harus menyiapkan subsidi kuota internet yang mengakomodir seluruh jaringan.

“Jelas tadi yang telah disepakati bersama bahwa nanti akan ada aksi dan besok kita akan setting aksi terlebih dahulu mematangkan konsep. Kemungkinan Senin depan kita akan aksi. Terkait dengan Surat Tuntutan harus masuk tiga hari sebelum aksi,” begitu penuturan Heru selaku Ketua SEMA-I. Lebih rincinya para mahasiswa diminta berkumpul lagi besok, pada tanggal 18 Juni 2020, pukul 15.00 WIB di gedung yang sama. 
Heru juga menuturkan, jika segala tuntutan tadi tidak terpenuhi lagi kemungkinan para aliansi mahasiswa IAIN Pekalongan akan melakukan aksi Jilid II. Dalam aksi Jilid II nanti tentu ada perbedaan rumusan, semisalkan rumusan yang pertama tersebut ditolak.

Gerakan PMII Pasca Pandemi

PMII Pekalongan Gelar Halal Bi Halal dan Diskusi Gerakan PMII Pasca Pandemi Covid-19 Via Daring


Pekalongan – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Pekalongan menyelenggarakan Halal Bi Halal dan Diskusi Online, Ahad (14/06).

Di era new normal, PC PMII Pekalongan menyelenggarakan silahturahim antara kader dengan senior. Lantaran belum memungkinkan untuk menyelenggarakan Halal Bi Halal dan Diskusi Online secara tatap muka, maka acara yang bertema "Menyongsong Gerakan PMII Pasca Pandemi" ini diselenggarakan secara online melalui aplikasi zoom meeting.

Acara ini diikuti oleh alumni PMII Pekalongan dan kader-kader PMII Pekalongan di rumah masing-masing. Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan dari ketua PC PMII Pekalongan, Ketua Majelis Pembina Cabang (MABINCAB) PC PMII Pekalongan dan Ketua Ikatan Alumni (IKA) PMII Pekalongan dan dilanjutkan acara Diskusi Online.

Acara ini sekaligus mengundang narasumber yang berasal dari berbagai bidang.  Semua narasumber membahas habis bagaimana pandemi merubah segala tatanan kehidupan dan pola aktivitas manusia serta bagaimana strategi gerakan PMII ke depan untuk merespon hal ini.

Bapak Dr. H. Muhlisin, M.Ag (Wakil Rektor 1 IAIN Pekalongan) menyampaikan bahwa dalam bidang pendidikan penguatan ideologi dan proses pendidikan harus dimaksimalkan melalui pendidikan informal yakni di dalam keluarga.

Sahabat Iswatun Khasanah (Ketua Cabang PMII Pekalongan periode 2000-2001) sebagai praktisi pendidikan juga menambahkan bahwa kader PMII terutama yang berprofesi sebagai pendidik perlu lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan proses pembelajaran serta mampu menjadi penggerak bagi pendidik-pendidik lainnya.

Sahabat Fatkhuri S,K.M (Ketua III PC PMII Pekalongan periode 2016-2017) juga menyampaikan bahwa aspek kesehatan perlu diutamakan dalam segala aktivitas dengan tetap memperhatikan penerapan protokol pencegahan covid-19 terutama dengan adanya penetapan new normal.

Dari segi hukum, Sahabat Fahrodin, M.H.I (Ketua Cabang PMII Pekalongan periode 2009-2010) yang menjadi Advokat sekaligus Dosen di IAIN Pekalongan dan menyampaikan bahwa selama pandemi banyak hak-hak masyarakat yang kurang terpenuhi dan disinilah kader-kader PMII perlu hadir untuk bisa memberikan pendampingan bagi masyarakat yang terdampak.

Selain itu, secara sosial disampaikan oleh Sahabat M. Anis Sofwan, S.Sy (Ketua Cabang PMII Pekalongan Periode 2013-2014) yang bergerak di LPTP bahwa saat ini diperlukan adanya semangat solidaritas kader-kader PMII sesuai dengan peran dan potensi yang dimiliki masing-masing.

Yang terakhir disampaikan oleh Sahabat Abdul Hamid, S.Pd.I (Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah) sebagai pemangku kebijakan menyampaikan bahwa anggaran-anggaran didalam pemerintahan saat ini difokuskan untuk program-program penanganan Covid-19. Beliau juga menyampaikan bahwa kader PMII perlu membaca keadaan untuk bisa menentukan gerakan yang tepat. Selain itu penguasaan IT dan penyusunan pola kaderisasi baru perlu dilakukan.

”Diharapkan kegiatan yang diikuti oleh seluruh kader-kader PMII Pekalongan ini juga dapat memberikan arahan terhadap gerakan PMII ke depan setelah adanya pandemi Covid-19” ujar Sahabat Khoirul Anwar selaku panitia kegiatan
Select Menu