My Scret Love
My Secret Love
Oleh: Khildha Rizqi Amalia
Cinta, apa itu cinta? Cinta bukan hanya sekedar mengutarakan rasa atau nafsu belaka melainkan sebuah naluri yang harus di jaga, kita tak pernah tahu kepada siapa kita akan jatuh cinta, kapan dan dimana hal itu terjadi. Cinta datang begitu cepat dan tak pernah disadari cinta datang tanpa salam.
Gadis manis nan elok bernama sephia ini, Bertahun-tahun merasakan jatuh cinta, tapi baru kali ini ia merasa tak seperti biasanya. Dua kali gagal dalam cinta yang berujung frustasi bahkan sampai trauma, bukan hal yang mudah untuk membuka hati kembali. Tapi entah mengapa sephia mulai jatuh cinta lagi pada temannya sendiri. Dulu saat sering bersama, ia tak pernah merasakan apa-apa, ya… layaknya teman biasa, bahkan setiap dia menyemangati, sephia hanya berfikir “ya dia teman ku, wajar dia menyemangatiku.” Kata-kata itu yang selalu ia lontarkan. Tapi ada satu kejadian dimana sikapnya bukan lagi teman biasa, “ah, tidak, tidak mungkin dia menyukaiku” katanya, sambil berkaca. Setiap hari, detik demi detik si gadis kecil ini selalu bertanya kepada dirinya sendiri, “apakah aku layak untuk di cinta? Apakah benar dia lelaki yang selama ini mencintaiku?” Pertanyaan yang tak pernah ada jawabanya, yang tak pernah ditanyakan pula kepada siapapun. Inilah awal kisah sephia si gadis mungil yang merasakan jatuh cinta untuk ketiga kalinya.
Di kampusnya, sephia adalah gadis yang introvert tetapi sebenarnya ia sangat ramah dan periang namun, karena dia berasal dari keluarga sederhana sedangkan teman-temannya kebanyakan dari keluarga kaya maka dari itu, ia menjadi pendiam dan selalu merasa insecure pada dirinya sendiri.
Zafran Al-Khatiri biasa disapa zafran adalah lelaki yang selalu menghantui pikiran Sephia semenjak duduk di semester 2. Ia laki-laki yang cukup kalem, pintar, ramah dan puitis, wajar saja banyak wanita yang diam-diam menyukainya termasuk sephia ini.
Saat jam kosong, terkadang sephia menyempatkan diri untuk pergi ke perpustakaan. Ia mulai menelusuri tiap-tiap lorong yang berisikan buku-buku. Ia pun menemukan buku yang ia cari, kemudian membacanya sambal berjalan mudur. Tiba-tiba…..brukkkkk, sephia menabrak seseorang.
“aduh, maaf, maaf…, eh zafran? Ternyata kamu, maaf aku ga sengaja.” Katanya sambal menundukan wajahnya.
“Iya ga papa kok, eh kok kamu disini? tumben banget” tanya zafran.
“ iya lagi iseng-iseng aja cari buku mumpung jam kosong” jawab sephia
“Oh sama dong, aku juga lagi cari-cari buku nih” kata zafran.
Seketika suasana menjadi hening, dan….ya, tak terasa 5 detik mengalir dalam tatap, mereka pun menjadi salah tingkah dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas.
“Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku begitu mudah terhanyut dalam tatapannya?” sephia menjadi gelisah dan takut akan terbawa perasaan.
Singkat cerita, kini sephia memasuki semester 3 yang dimana tiada hari tanpa tugas yang menumpuk. Setiap keluar dari kelas, tubuhnya terasa lelah dan ingin cepat-cepat sampai rumah, saat menyusuri anak tangga, tak sengaja ia melihat zafran sedang duduk di anak tangga.
“Hey…zafran” sapanya pada zafran.
“eh sephia” ia membalas sapaan sephia diiringi senyuman manisnya.
“lagi nunggu siapa? Temen-temen ya?” tanya sephia.
“ iya nih lagi nungguin mereka, lama banget.” Sambil melihat jam.
“ cieee nunggu hahaha, yasudah aku duluan ya.” Sephia pun jalan lagi.
“iya, aku nunggu kamu….” Sautnya dengan suara lantang.
“sephia hanya terdiam sejenak lalu melanjutkan perjalanan pulangnya.
“ nunggu aku?” tanya sephia dalam hati. “Apa maksudnya? Apa dia…. Ah tidak mungkin, paling dia cuma bercanda.” Pikirnya selalu seperti itu.
Kata-kata itu lah yang selalu terngiang di telinganya, sampai saat ia mulai memejamkan mata, rasanya kata-kata itu selalu membisikan di kedua telinganya itu.
“ ya ampun… kenapa aku ga bisa hilangkan kata-kata itu….” Kesal, gundah, resah yang ia rasakan setiap mengingat kata-kata itu sampai tidak bisa tidur.
Bayangan akan memori itu tak kan pernah bisa lepas begitu saja, ternyata benar sephia sudah mulai ada rasa sejak kejadian itu, sampai memasuki semester 4, kata-kata itu terus ada di pikirannya.
Hari-demi hari sephia lalui hal seperti itu lagi bahkan, kerap ia memergoki zafran yang terus menatapnya dengan tatapan mautnya, bukan tidak mungkin seorang perempuan tidak akan baper, pastinya si gadis mungil ini selalu salah tingkah tiap kali di tatap oleh lelaki tampan itu.
“Kenapa bayangan tentangnya selalu berputar-putar di kepala ku? Oh tuhan… aku belum siap jatuh cinta…” katanya sambil memegang kepala.
“Salahkah bila ku jatuh cinta pada teman ku sendiri?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Setelah sekian lama mereka terlihat dekat, tiba-tiba zafran berubah 180 derajat dari sebelumnya, ia terlihat dingin, cuek dan bahkan seperti ingin menghindar dari sephia. Ada apa dengan nya? Sampai sephia menjadi galau lagi, bahkan zafran tidak lagi menyimpan nomor WhatsApp sephia. Hal itu membuat sephia kesal karna sebelumnya ia bersikap manis tapi belakangan ini terlihat berbeda. Akhirnya tanpa bertanya sephia hanya diam dan menulis sebuah puisi atas perasaan nya terhadap lelaki itu, ya sephia memang hobi menulis puisi karna dia memang lebih suka mencurahkan isi hatinya lewat tulisan bukan ucapan.
“aku sudah menahan untuk tidak jatuh cinta padanya, tapi tetap saja aku jatuh cinta, dan sekarang semua bahagiaku hilang, bukan dia yang salah, cinta juga tak salah, seharusnya kita tak bertemu, seharusnya aku tak jatuh cinta, kalau pada akhirnya dipisahkan. Buat apa kamu temui aku, buat apa kamu bikin aku jatuh cinta seperti ini kalau kamu tidak ingin menetap. Aku kecewa, sudah tiga kali aku dikecewakan, apa ini memang takdir ku.” Sephia menangis sejadi-jadinya sampai ia lupa makan.
Sakit hati ya, itulah yang sephia rasakan. Upaya move on pun ia lakukan agar rasa sakit hatinya berkurang. Dan untuk mencurahkan isi hatinya ia selalu menulis puisi di kamarnya. Inilah sepenggal puisi yang ia tulis untuk zafran.
Gengsi dan ego bersatu menjadi candu
Ketika hati tergerak untuk mengungkap
Bibir ini justru membungkam tak berani bersuara
Mengapa aku merasa pilu? Tanyaku pada diri ini
Mengapa aku gundah? Padahal semua sudah terpenuhi
Air mata adalah saksi atas keluh kesah ku
Dan menangis adalah caraku untuk menenangkan pikiranku
Bertahun-tahun ia lalui tanpa zafran dan ia masih tetap menyimpan rasa cinta itu tanpa diketahui siapapun. 5 tahun berlalu setelah kelulusannya dari universitas, sephia tidak pernah lagi bertemu atau bahkan komunikasi dengan zafran. Pikirnya mungkin dia sudah menemukan wanita lain atau bahkan sudah menikah, sampai di usia 27 tahun sephia belum juga menikah karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya sampai di tegur oleh ibunya.
“nak, kapan kamu mau menikah? Ibu sudah ingin nimang cucu dari kamu, mbok ya ndak usah terlalu berambisi dalam pekerjaan, lihat tuh kakak-kakak kamu sudah pada punya anak, mereka menikah di bawah umur 25 tahun, kamu sudah mau kepala tiga belum juga punya pasangan, ibu ga enak sam tetangga, kamu selalu di bilang perawan tua, ibu sedih dengarnya.” Suara lirih dengan tangisan dari seorang ibu yang tulus mencintai putrinya.
“maafin sephia buk, bukannya sephia terlalu berambisi, bukannya sephia tidak mau menikah, tapi sephia butuh waktu, dan tidak akan mudah untuk jatuh cinta hanya sekedar main perasaan, cinta yang sephia mau adalah cinta yang tetap dan pasti bukan cinta yang semu, datang lalu pergi begitu saja tanpa salam, aku tidak mau seperti itu lagi bu, sephia sudah dewasa sudah saatnya berpikir dewasa juga. Biarkan orang berkata seperti itu, mereka tidak tahu menikah itu bukan sebuah perlombaan yang main cepat-cepatan, tapi menikah itu butuh kesiapan yang matang supaya tidak goyah dalam pernikahannya. Sephia hanya ingin menikah sekali seumur hidup dengan laki-laki yang benar-benar tulus mencintai ku” Sautnya dengan air mengalir di wajahnya sambil menggenggam tangan ibunya.
Setiap hari sabtu sephia selalu menyempatkan diri pergi ke toko buku, saat sephia sedang melihat-lihat novel tiba-tiba ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang tak asing lagi baginya, ya siapa lagi kalau bukan zafran.
“zafran, kamu disini? Apa kabar?” tanya sephia
“eh sephia, iya iseng aja, aku baik-baik aja kok” kata zafran
“oh…ga nyangka ya kita bisa ketemu lagi aku pikir kamu bakal lupa sama aku”
“enggak kok, mana mungkin aku bisa lupain orang yang aku cintai, eh…” zafran keceplosan.
“apa? Cinta?” sephia sangat terkejut dan hening seketika.
“mmm sephia mungkin ini saatnya, mmmm aku, aku emang cinta sama kamu dari dulu tapi aku ga berani ungkapin perasaan aku, mungkin selama ini kamu berpikir aku mau ngejauhin kamu karna ada wanita lain, tapi nyatanya enggak, aku jauhin kamu karena aku takut terjadi zina, setiap aku lihat kamu hasratku semakin besar makanya lebih baik aku menjauh sementara daripada aku langsung kasih cinta aku ke kamu tanpa kepastian, aku butuh waktu untuk mempersiapkan sesuatu yang pasti, aku mau kita langsung menikah bukan pacaran. Sephia, Will you marry me?” ucapnya dengan segenap cinta kepada sephia.
Sephia sangat terharu bahkan sampai menangis, ia tak menyangka zafran semulia ini. Selama ini ia salah sangka dengan zafran dan ini lah yang sebenarnya yang ditunggu.
“zafran… yeah I will” jawabnya dengan penuh haru.
Akhirnya mereka menikah genap di usia ke 27 tahun sesuai keinginannya dan itu semua berkat doa dari sang ibu yang tulus. 5 bulan mereka menikah semuanya berjalan mulus dan sangat romantis dan sephia kini tengah hamil muda, tapi zafran di tugaskan dinas ke luar kota yaitu ke kota medan. Sephia tampak sedih padahal masa-masa kehamilan adalah masa dimana ia selalu ingin di manja tapi bagaimanapun juga ia harus terima jika suaminya di tugaskan ke luar kota selama 6 bulan. Berbulan-bulan ia jalani hidup sendiri tanpa sang suami sampai pada waktunya ia melahirkan, bahagia, ya dipikirnya ini adalah hari bahagianya karena buah hatinya telah lahir dan sebentar lagi suaminya akan pulang dari luar kota, tapi kenyataan tak sebaik yang diinginkan. Sephia mendapat kabar bahwa pesawat yang ditumpangi suaminya jatuh dan suaminya tak bisa diselamatkan, waktu seakan terhenti, raut wajah yang sempat bahagia berubah menjadi kesedihan yang mendalam, tak terima dengan kenyataan sephia menangis dan ngamuk sejadi-jadinya mendengar kabar buruk ini. Lelaki yang ditunggu selama bertahun-tahun saat dipertemukan kembali hanya dalam sekejap kebahagiaan itu datang kemudian hilang lagi bahkan untuk selamanya. Setelah kepergian suaminya sephia berjanji tak akan menikah lagi dan hanya hidup untuk putrnya, ya cinta sejati tak kan pernah mati. “suatu saat kita akan dipertemukan dalam surganya Allah, tunggu kita disana sayang, aku akan tetap jaga hati untukmu.” Ucapnya dengan lirih.
*TAMAT*